KUNINGAN (MASS) – Balon kades yang sudah daftar berjumlah 598 orang. Dari jumlah tersebut ada beberapa desa harus dilakukan tes terhadap balon karena maksimal setiap desa lima orang dan minimal 2 orang.
Dalam setiap perhelatan politik selalu ada tim sukses. Begitu juga untuk Pilkades. Justru dalam event pesta demokrasi di tingkat desa ini ada istilah Bagong. Sebutan ini tak lain dari tim sukses.
Dari beberapa sumber yang kuninganmass.com rangkum, nama Bagong muncul sejak ada Pilkuwu atau sekarang Pilakades. Satu calon terdiri dari beberapa Bagong yang tugas datang ke masyarakat agar memilih calon jagoannya.
Bagong dalam bekerja tidak mengenal waktu. Muncul istilah Bagong karena mereka selalu berkumpul dan bergerak kesana kemari untuk mempengaruhi para warga. Karena sibuk dengan tindakan tersebut maka disebut bagong.
‘”Bagong kan identik dengan suradak-suruduk, maka warga menjulukinya. Mereka tampil allout karena dibayar dan juga ada faktor lain seperti karena ada hubungan kekerabatan dengan calon,” sebut tokoh masyarakat Desa Cijemit Kecamatan Ciniru Toni Suroso MPd, Minggu (13/10/2019).
Tidak jauh berbeda juga dikatakan oleh Ade Bunyamin MSi. Pria yang kini menjabat Kasi Pemerintahan Kecamatan Ciawigebang menyebutkan, dengan timses yang super sibuk masuk keluar rumah warga untuk mempengaruhi, maka istilah bagong melekat.
“Pokoknya sejak ada Kuwu atau Kades, istilah ini muncul dan bertahan hingga saat ini,” jelasnya.
Enda salah satu perangkat desa di Desa Cihirup menambahan, dari zaman Belanda istilah Bagong atau tim pendukung Kades sudah ada. Kenapa disebut Bagong, karena kalau diperhatikan dalam gerak geriknya selalu keluarnya malam hari.
Sekedar informasi, Pilkades itu rawan konflik andai tidak ada kesadaran dari semua pihak. Hal ini karena para pendukung berdekatan dan gesekan bisa terjadi kapan saja. Namun, tentu semua berdoa agar Pilkades berjalan lancar. (agus)