KUNINGAN (MASS) – Pada musim penghujan seperti saat ini bukan hanya bencana yang harus diwaspadai warga. Tapi, juga penyebaran virus DBD dibawa oleh nyamuk aedes aegypti.
Dari data Dinas Kesehatan Kuningan ternyata hingga tanggal 29 Januari 2019 sudah ada 88 kasus. Untungnya tidak sampai menyebabkan korban meninggal dunia.
“Jumlah 88 kasus itu terjadi di 32 kecamatan. Kami sudah melakukan foging di 10 titik yang tersebar di 8 desa. Ini langkah kami agar tidak banyak korban lagi,” ujar Kadinkes Kuningan H Raji MKes melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Dr Eva Maya, Rabu (30/1/2019).
Eva menyebutkan, untuk kegiatan fogging dilakukan kalau ada kasus positif DBD dan dari hasil penyelidikan epidemiologi Dinkes ditemukan jentik di sekitar rumah penderita.
“Kita bersyukur tidak ada yang meninggal dunia. Prinsipnya ada yang melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk 3M plus. Hal ini agar tidak tidak banyak warga yang terkena virus DBD,” ujarnya.
Sekedar informasi demam berdarah dengue (DBD) adalah demam yang diikuti dengan pendarahan di bawah kulit, selaput hidung dan lambung. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (ciri-ciri berwarna belang hitam dan putih).
Untuk gejala awalanya adalah demam tinggi, kulit bintik merah, nyeri sendi otot, sakit perut, diare dam muntah. Adapun pertolongan pertama menum air putih sebanyak mungkin, minum obat penurun panas, kompres dengan air dingin.
Jika dalam tiga hari demam tidak turun segera ke dokter. Hanya 1 kali gigitan dapat menularkan.
Sementara itu, pencegahan penularan adalah menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, menghubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, gunakan pembasmi nyamuk di rumah dan fogging dilingkungan rumah.(agus)