KUNINGAN (MASS)- Lapas Kuningan bersama dengan MUI Kuningan pada Kamis (13/12/2018) melakukan kerjasama. Kerjasama itu adalah
tentang program pembinaan warga binaan berbasis pesantren.
Penandatangan ini dilakukan oleh kedua belah pihak, baik Ketua MUI KH Abdul Aziz Anwar Nawawi dan juga Ketua Lapas Kuningan Samsul Hidayat. Kerjasama ini adalah tindak lanjut dari kerjasama sebelumnya tentang pembentukan Pesantren At-Tawwabin Lapas Kuningan.
Ketua MUI Kuningan KH. Abdul Aziz Nawawi mengatakan, setelah berkomunikasi dengan Ketua MUI Kabupaten Cianjur dan Mama Lapas Cianjur, metode pembelajaran tidak bisa disamaratakan di setiap lapas. Hal ini karena dipengaruhi oleh budaya dan letak geografis Lapas tersebut.
Sehingga hasil penelitian (yang dilakukan oleh Iman Subasman) akan dijadikan pedoman untuk para tutor dalam proses belajar, karena dianggap cocok untuk diaplikasikan di Lapas Kuningan.
Namun ia mengharapkan dukungan dari Pemda Kuningan sebagai pemerintah di daerah untuk ikut terjun dalam menunjang dan membantu proses pengelolaan Pesantren At-Tawabiin.
Hal ini diamini oleh Kalapas Kuningan Samsul Hidayat, Bc IPSH MH yang berharap agar Pemda Kuningan melalui MUI Kabupaten dapat memberikan perhatian lebih untuk Pembinaan Keagamaan Pesantren At-Tawabin maupun pembinaan seperti keterampilan.
Karena kata Samsul, Lapas Kuningan tidak akan sanggup untuk mengelola pesantren sendirian, meskipun lapas bersifat vertikal ke pemerintahan pusat. Namun lapas berada di wilayah kabupaten Kuningan
Sementara itu, Kasubag. Kesra Setda Kuningan Wawan menyebutkan, Pemda Kuningan telah berkomitmen untuk mendukung dan mendorong MUI Kabupaten Kuningan untuk melakukan pembinaan di Lapas, karena bupati telah memberikan perhatian khusus kepada Lapas Kuningan khususnya Pembinaan Pesantren.
Sekedar informasi Ketua Litbang MUI Kuningan Dr Iman Subasman kurang lebih selama tiga bulan melakukan penelitian. Dari haasil penelitian yang dituangkan menjadi modul atau silabus yang akan menjadi dasar dalam kegiatan belajar mengajar Pesantran At-Tawwabin.
Penelitian ini lebih berkonsentrasi pada teknis di lapangan dan metode belajar mengajar. Dalam pemaparannya, DR. Iman Subasman mengatakan bahwa penelitian yang berjudul Parsipatory Action Research ini ingin menumbuhkan kesadaran bahwa mereka (warga binaan) mempunyai masa depan yang baik dan memotivasi mental Warga Binaan dari tekanan sosial, pesisisme, dan putus asa.
Tutor sebagai pengajar telah mempunyai ilmu yang mumpuni tinggal memodifikasi sistem ajar . Hal ini Agar ilmu yang diberikan dapat diterima dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekedar informasi kerjasama yang dilakukan oleh MUI dan Lapas merupakan program kerja Lapas untuk tahun 2019. Melalui kerjasama dengan pihak ketiga, Lapas Kuningan ingin menyasar pembinaan keterampilan, kemandirian, kepribadian dan keagamaan dapat ditangani oleh pihak-pihak yang kompeten di bidangnya.
Sehingga ilmu yang diberikan tepat sasaran dan menghasilkan output (Warga Binaan yang bebas) siap melanjutkan hidup. Tentu dengan tidak mengulangi kesalahan dan mempunyai daya saing dengan masyarakat pada umumnya.
Program pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan kedepannya adalah program pembinaan yang mempunyai standarisasi menuju Lapas Kuningan yang WBK / WBBM. Pada kesempatan ini Lapas Kuningan berkonsentrasi pada Pembinaan Keagamaan seperti halnya yang telah dilaksanakan belum lama ini yakni kerjasama Pembinaan Keagamaan untuk Warga Binaan yang beragama Kristen dengan Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG). (agus)