KUNINGAN (MASS) – Bencana atau musibah adalah suatu kejadian buruk yang menimpa manusia maupun apa saja yang ada di alam semesta. Sebagian orang memiliki persepsi yang berbeda dalam menanggapi setiap bencana atau musibah yang ada, pada dasarnya bencana dan atau musibah bagi manusia ada tiga macam, yaitu : Pertama, sebagai ujian. Kedua, sebagai peringatan. Ketiga, sebagai adzab.
Azab tidak hanya menimpa pada orang-orang kafir saja tetapi azab juga bisa saja menimpa pada orang-orang yang beriman, dan setiap bencana atau musibah pasti ada hikmahnya. Bagi mereka yang benar-benar beriman percaya bahwa musibah atau bencana adalah ketentuan dari Allah swt. dan mereka percaya bahwa musibah atau bencana itu adalah ujian, peringatan dan azab.
Lantas bagaimana musibah atau bencana yang belakangan ini sering terjadi?
Apakah termasuk ujian, peringatan atau azab?
“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A’raaf: 168).
Menurut ayat diatas dapat disimpulkan bahwa :
- Bagi mereka yang seringkali melakukan berbagai bentuk kemaksiatan dan perbuatan mungkar dan meninggal dunia dalam bencana atau musibah tersebut adalah suatu bentuk adzab karena tidak menghiraukan pesan – pesan yang telah tertulis dalam Alquran.
- Bagi mereka yang selamat :
- Ujian : Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh untuk tetap bersabar dan menerima dengan ikhlas setiap bentuk cobaan dari Allah Swt.
- Peringatan : ditujukan bagi mereka yang belum beriman dan beramal saleh, bencana tersebut adalah peringatan yang ditampakkan kepada mereka agar mereka semakin yakin bahwa tidak ada daya dan upaya dan tidak ada kekuatan dan keselamatan serta tidak ada Tuhan selain Allah Swt.
Ketika Sang Penguasa berkehendak, maka tak seorang pun mampu untuk menolaknya. Tak ada pilihan lain, kecuali bersiap menghadapi setiap ketepan Allah Swt dengan segala hikmahnya. Mungkin kalimat inilah yang bisa membawa setiap orang untuk sampai pada titik kepasrahan tertinggi, yakni bertawakkal kepada Allah atas segala ujian dan peringatan-Nya.
Bagaimana tidak, Kuningan yang terkenal sebagai kuningan asri dipenuhi pepohonan rindang dan sebagai kota konservasi dengan keindahan alamnya kini diperhadapkan pada berbagai bencana yang terus menghiasi kota kecil ini, bahkan warga yang Kabupaten Kuningannya memiliki jumlah lahan hijau “katanya”, harus rela melihat sebagian masyarakatnya menangis dan meratapi bencana yang datang silih berganti.
Kuningan kini telah menyandang status sebagai kabupaten siaga bencana. Tentu masih sangat segar dalam ingatan kita, bencana tanah longsor dan banjir yang menerjang beberapa kecamatan beberapa waktu lalu yang menyebabkan puluhan bahkan ratusan orang harus meninggalkan rumahnya untuk di evakuasi sampai terancam relokasi dari tanah kelahiran mereka, sehingga memaksa setiap warga menghabiskan siang dan malamnya di tenda-tenda pengungsian.
Maka dari itu kita harus bertafakur diri, ini adalah ujian, peringatan sekaligus azab bagi kita dari Allah swt. Disadari atau tidak, bencana yang menimpa bisa bermakna sebagai tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya, karena bencana yang melanda mungkin saja untuk menyadarkan kita dari beberapa hal, mulai dari kelalaian yang menenggelamkannya dalam kenikmatan duniawi, sudah banyaknya maksiat yang terang-terangan, sudah banyaknya orang yang mengurangi takaran timbangan, menahan zakat, melanggar aturan Allah dan pemimpin-pemimpin yang tidak amanah.
“janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al A’raaf : 56)”
“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.(Al A’raaf : 85)
Wallahu’alam.
Penulis : Iseu Sentiani S.Pd (Warga Desa Longkewang Kecamatan Ciniru)