KUNINGAN (Mass)- Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) yang dibentuk Uniku sudah menuai hasil positif, dimana pemenang dana modal usaha yang digulirkan dalam Business Plan Competition 2017 berhasil mengembangkan budi daya jamur tiram di Desa Puncak Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
Budidaya jamur tiram itu Rabu lalu mulai dipanen. Rektor Universitas Kuningan Dr Dikdik Harjadi SE MSi dengan didampingi Kepala Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) Dede Djuniardi MM, Sekretaris PPKM Fauziah MKom, dan Sekretaris Rektor Uniku Sahlan MPd ikut melakukan panen jamur.
Jamur tiram ini milik kelompok wirausaha mahasiswa “Jaramanyasar”. Sengaja rektor datang untuk melihat dari dekat hasil yang dicapai oleh mahasisiwa.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) Uniku Dede Djuniardi MM kegiatan monitoring sekaligus juga panen jamur. Kelompok mahasiswa wirausaha Jaramanyasar ini merupakan kelompok binaan dari PPKM Universitas Kuningan (Uniku) yang di motori oleh duo Riyan (Mahasiswa Pendidikan Matematika-FKIP) adalah pemenang dana modal usaha yang digulirkan dalam Business Plan Competition 2017.
Kelompok yang melakukan wirausaha dalam budidaya jamur tiram tersebut, hari ini (Rabu kemarin) melakukan panen perdana dari hasil budidaya jamur tiram tersebut,” tuturnya.
“Alhamdulilah pada panen pertama menghasilkan 7–8Kg jamur. Jangan salah jamur ini sudah ada konsumen yang menantikan sehingga ketika beres langsung jadi uang,” ucap Dede kepada kuninganmass.com Jumat (21/7).
Tingginya permintaan jamur tiram di pasar membuat kelompok mahasiswa ini optimis untuk melakukan pengembangan usaha degan target 15.000 baglog. Saat ini, baru menghasilkan 600 baglog.
Sementara itu, Rektor Uniku Dr Dikdik Harjadi SE MSi mengapresiasi kepada Pusat Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) Uniku lebih khususnya kepada kelompok Jaramanyasar yang melakukan panen perdana jamur tiram hasil budidaya dari kelompoknya.
Jamur tiram yang dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan tersebut itu dibandrol Rp10 ribu, sehingga bisnis jamur tiram ini sangat prospektif sekali.
“Saya yakin dengan permintaan pasar di Kabupaten Kuningan yang mencapai 100 Kg/hari dan bisa dipenuhi akan membuat usaha budi daya berkembang pesat,” sebutnya.
Didkik menyebutkan, sentra budidaya jamur tiram di Kabupaten Kuningan adalah Cilimus, Jalaksana, Kramatmulya, Cigugur dan Garawangi. Untuk kedepannya Uniku berharap banyak usaha sejenis yang dikembangkan oleh mahasiswa. (agus)