KUNINGAN (MASS) – Demi tuhan, saya tidak ingin merusak masjid. Kalimat itulah yang keluar Kepala Desa Cileuluey Kecamatan Cigugur, pada audiensi yang berlagsung Sabtu (2/4/2022) siang.
Kalimat itu, menjadi penutup dari audiensi bersama warga, BPD, perwakilan tokoh masyarakat (termasuk mantan kades, red) serta para pemuda.
Audiensi sendiri, dilakukan di lantai 2 balai desa setempat. Giat ini , didasari keresahan warga, karena masjid desa (Miftahul Falah) yang kadung dibongkar, malah terindikasi mangkrak.
Baca sebelumnya : https://kuninganmass.com/masjid-dibongkar-tak-segera-dibangun-masyarakat-datangi-kades/
Giat yang dikawal kepolisian dan babinsa TNI itu, pada penutupannya, Kades Nendi Sunendi meyakinkan seluruh hadirin bahwa dirinya akan bertanggung jawab pada pembangunan masjid.
“Berangkat dari niat yang dibangun ini rumah allah. Saya yakin akan terwujud,” sebutnya di penutupan audiensi.
Dalam audiensi itu, terungkap bahwa renovasi pembangunan masjid itu, bisa mangkrak karena dana yang dijanjikan donatur, tak kunjung turun.
Kades, dalam audiensi itu memang sempat minta maaf karena tidak hati-hati. Pasalnya, masjid ini dibongkar karena awalnya pemdes dijanjikan akan mendapat dana dari donatur untuk pembangunan.
Berjalannya waktu, dengan kegembiraan di awal, pihak desa menyetujui tawaran renovasi dari donatur tersebut. Apalagi, yang menawarkan donasi itu, melalui dua orang perantara, yang kabarnya, salah satu dari perantara itu pernah jadi Kades (bukan Kades Cileuleuy).
Pembongkaran sudah dilakukan karena ada janji manis tersebut. Pekerjaan sudah dilakukan pihak kontraktor. Namun ternyata, dana itu tak kunjung turun. Sayangnya, dua perantara yang tadi disebutkan, tak hadir dalam audiensi.
Pihak kontraktor yang melakukan pengerjaan, sama lelahnya. Bekerja tanpa kepastian turunnya dana, mereka mulai kehabisan nafas. Hal itu, sempat diutarakan langsung pihak pengembang saat hadir dalam audiensi tersebut.
Pembongkaran masjid yang sudah dilakukan sekitar 4 bulan lalu ini, jadi resah di masyarakat karena selain kini menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, juga berhembus kabar adanya indikasi, material yang terpasang akan dibongkar karena belum dibayar. Masjid tak bisa digunakan, kegiatan ibadah terpaksa dilakukan di aula balai desa.
Kabarnya, total dari rencana pengerjaan ini mencapai angka 1,65 Milyar. Angka fantastis iini yang akhirnya membawa beban besar. Tanggung jawab karena sudah kadung dilakukan pembongkaran ini, bergulir ke pihak desa yang dianggap sudah menyetujui.
Kades pun, dalam audiensi itu sempat mengucap merasa terjebak. Namun dirinya meyakinkan pada peserta yang hadir, bahwa saat dirinya masih menjabat Kades, akan bertanggung jawab soal pembongkaran masjid tersebut. (eki)