KUNINGAN (MASS)- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kuningan menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Lapas Kelas II A Cijoho Kuningan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Komisioner KPU Kuningan Divisi Teknis Penyelenggaraan Maman Sulaeman, Divisi SDM dan Parmas Dudung Abdu Salam, Kasubbag Teknis dan Hupmas Jajang Jamaludin, dan Kasubbag Hukum Dedi Fristiadi.
Komisioner KPU Kuningan Divisi Teknis Penyelenggaraan Maman Sulaeman mengataan, kegiatan simulasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana sosialisasi dan pendidikan pemilih dalam hal Pemilihan Umum Tahun 2019 sebagaimana disampaikan dalam PKPU 10 Tahun 2018. Dengan keterlibatan para napi semoga memberikan gambaran bagaimana teknis pelaksanaan P2S pada hari H, tanggal 17 April 2019 nanti.
Maman kemudian menjelaskan, meskipun kegiatan ini hanya simulasi, tapi perlakuannya sama dengan situasi dan kondisi ketika hari H. Perlakuan sama tersebut diawali dari perlakuan pemilih oleh KPPS di TPS dari mulai pemanggilan hingga simulasi pencoblosan.
“Giat ini juga mensimulasikan penghitungan surat suara hingga memasukan perolehan hasil penghitungan suara ke dalam model C1 Plano hingga pembuatan berita acara oleh KPPS,” jelasnya.
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas sosialisasi baik terkait dengan filosofi maupun teknis kepemiluan. Untuk melaksanakan strategi yang kedua ini KPU harus bekerjasama dengan Bawaslu, Pemerintah Daerah, Kepolisian dan Kodim termasuk Lapas untuk melaksanakan sosialisasi yang berkualitas dan berkuantitas dengan cara sosialisasi berbasis keluarga.
“Bentuknya PPS, KPPS, Kepala Desa, Kepala Dusun, Babin Kamtibmas dan Babinsa bersama-sama melaksanakan sosialisi ke rumah-rumah warga secara door to door,” tambahnya.
Selain itu, lanjut dia, melibatkan masyarakat dalam beberapa kegiatan yang terdapat dalam tahapan pemilihan umum. Bentuk kegiatannya adalah selalu melibatkan masyarakat dalam setiap tahapan pemilu seperti pencalonan, penyusunan daftar pemilih, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara.
Maman kemudian menyampaikan bahwa semua pihak harus bekerjasama memberikan pendidikan pemilih kepada masyarakat, bahwa pemilu merupakan agenda negara yang sangat penting untuk membentuk sebuah pemerintahan yang demokratis.
Sekedar, informasi simulasi ini diikuti oleh seluruh anggota TPS 44 dan 45, dan 15 orang warga binaan sebagai sample. Dengan menggunakan 5 jenis surat suara yang berjumlah masingmasing 15 surat suara. (agus)
