KUNINGAN (MASS) – Mengikuti anjuran pemerintah yang membatasi kegiatan yang melibatkan kerumunan orang dalam satu lokasi akibat wabah COVID-19, Pondok Pesantren Husnul Khotimah menggelar Wisuda secara virtual. Wisuda santri Madrasah Aliyah angkatan ke-23 ini dilaksanakan secara daring atau online diikuti oleh 532 santri dan wali santri melalui aplikasi zoom dan disiarkan langsung di Chanel Youtube.
Sampai berita ini dimuat, video Live Streaming Wisuda Virtual telah disaksikan 9.000an viewer. Haflah Virtual 23 ini mewisuda 553 santri diantaranya 96 telah menyelesaikan setoran hafalanya 30 Juz dan 1 orang santri mampu menghafal Al Qur’an beserta nama surat, ayat dan tata letaknya.
Selain itu diumumkan santri berprestasi kelas 12, Jurusan IPA atas nama Muhammad Zaki Ash Shidiqi Biin Sri Hartono kelas 12 IPA 2 dengan nilai rata-ta 93,58, Jurusan IPS atas nama Khonsa Adzkia Zein Binti Zaenul Mutaqin dengan nilai rata-rata 92,13, Jurusan Keagamaan atas nama Hayyin Yahya Bin Muhammad Tafiqurrahman dengan nilai 94,89 sekaligus meraih Santri Teladan Putra. Sedangkan Santri Teladan putri diraih oleh Hasna Mufidah Binti Maulana Abdullah, keduanya juga Hafizh Al Qur’an 30 Juz.
Dalam pelaksanaannya, acara ini digelar di Gedung Darul Arqam Pontren Husnul Khotimah dan dihadiri Bupati Kab. Kuningan, H. Acep Purnama, S.H., M.H. Diikuti pula oleh Anggota Dewan Pembina, KH. Achidin Noor, MA, Anggota Dewan Pengawas Diding Tarmidi, M.Si., Ketua Yayasan, KH. Mu’tamad, M.Pd. Al Hafidz, Mudir Mahad, Ustadz Mulyadin, Lc. dan tamu undangan terbatas yang tetap memperhatikan sosial distancing. Acara ini dibawakan dengan 3 bahasa berbeda yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris.
Mulyadin, Lc., Pimpinan Pondok Pesantren Husnul Khotimah dalam sambutannya berpesan kepada seluruh wisudawan/i untuk tetap menjaga nama baik pondok pesantren serta berusaha mengamalkan ilmu yang telah diraih di pondok tercinta ini.
“Raihlah taman syurga dengan iman dan ketaqwaanmu. Jangan tinggalkan sholat malam, jagalah kesucian lahirmu dengan selalu menjaga wudhu karena itu akan mempermudah masuknya ilmu,” ujarnya.
Selain itu ia juga berpesan agar alumni MA Husnul Khotimah tetap menjaga puasa sunnah, menyempatkan sholat dhuha sebelum berangkat kuliah atau bekerja dan juga ibadah-ibadah lainnya.
“Jagalah stabilitas keimananmu dengan sholat berjamaah di masjid, ramaikanlah rumah-rumah dengan bacaan Al-Quranmu, maafkanlah orangtuamu, maafkanlah gurumu ini sekiranya kurang bisa membahagiakan kalian,” ungkapnya.
KH. Mutamad, Lc., Ketua Yayasan Husnul Khotimah Kuningan mengharapkan dalam pidatonya agar para alumni mampu berperan sebagai para negarawan setelah menimba pendidikan di jenjang perguruan tinggi sehingga bisa menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang terarah dan takut pada Allah SWT. karena dipimpin oleh orang-orang yang sholeh dan punya landasan ilmu agama.
“Semoga bisa berperan menjadi para ekonom yang punya kontribusi besar untuk membenahi ekonomi bangsa ini yang saat ini tengah ditimpa musibah COVID 19,” harapnya.
Mutamad mengaku bangga dengan lulusan angkatan 23 ini karena ada banyak santri yang mampu menyelesaikan hafalan Al-Quran. Dia menyebutkan ada 96 santri yang diwisuda dan diantaranya ada 6 orang yang mampu tasmi Al-Quran sekali duduk dalam waktu 11 jam.
“Salah satunya bisa menghafalkan sampai nomor ayatnya. Dan tahun kemarin di STQ 2019 Alhamdulillah Kuningan mendapat 2 medali. Salah satunya yaitu tahfidz 5 juz dan 30 juz yaitu anak tersebut,” paparnya.
Bupati Kab. Kuningan, H. Acep Purnama, S.H, M.H. memaparkan Ponpes Husnul Khotimah adalah salah satu kontributor yang luar biasa dalam mewujudkan Kab. Kuningan sebagai Kabupaten Pendidikan. Baginya berbagai prestasi yang sudah dicatatkan santri Husnul Khotimah di tingkat Nasional sudah lebih dari cukup untuk membuat Kuningan berbangga.
“Saya mengenal betul di tempat ini berikrar menjadi mualaf. Kami sangat mendukung keberadaan ponpes Husnul Khotimah. Apapun baik moril maupun materil kebijakan-kebijakan pemerintahan daerah. Salah satu kebanggan visi Kab. Kuningan ingin menjadikan Kuningan sebagai kabupaten pendidikan. Dan melalui pondok pesantren ini kotribusinya sangat luar biasa pula,” terangnya.
Ia melanjutkan, “saya dapat laporan ada juga yang mengikuti lomba sains dan lainnya bahkan tingkat Nasional. Dan ini membanggakan. Saya bangga. Tidak mempersoalkan dari manapun santriwan dan santriwati itu berasal.”
Ia mengharap agar para lulusan Husnul Khotimah mampu menjadi pemenang dalam hal apapun. Selain itu Acep menghaturkan terima kasih dan penghargaan setulusnya kepada Husnul Khotimah atas keberhasilan mencetak generasi yang tangguh dan agamis.
“Saya menyampaikan apresiasi setulus-tulusnya kepada Pondok Pesantren Husnul Khotimah yang selama ini telah mencetak generasi calon penerus dalam pembangunan di segala bidang untuk tetap berdirinya kita sebagai bangsa Indonesia, untuk tetap teguhnya kita sebagai negara Indonesia yang kita cintai,”tambahnya.
“Inilah keberhasilan kita bersama dalam mencetak sebuah generasi yang akan datang,” pungkasnya.
Selepas Bupati menyampaikan sambutan, acara dilanjutkan Orasi Ilmiyah, Dr. Amir Faish Fath, MA. Dalam orasinya, Walisantri Husnul Khotimah ini berpesan kepada para Hafidz dan santri agar menjaga hafalannya.
“Jaga hafalan Al Qur’an, karena al Qur’an adalah sahabat kita, al Qur’an akan memberikan syafaat kepada kita. Jangan menjadi seperti si fulan, yang setelah hafal Qur’an ia tinggalkan hafalannya. Al Qur’an jiwa kita, al Qur’an hidup kita, al Qur’an GPS kita ke Syurga, Al Qur’an pendamping kita menuju Allah SWT, Al Qur’an ruh kita, kalau dalam HP ada Software, kalau HP softwarenya adalah Andoid, Apple, maka kalau software kita adalah Al Qur’an” jelasnya.
Abi Amir- sapaan akrab Juri Hafidz Indonesia ini menambahkan agar menjaga koneksi dengan Allah SWT. “ Jangan dirusak jiwa kita ini, kita harus selalu terkoneksi kepada Allah, kalau HP harus terkoneksi kepada operator, kita harus terkoneksi kepada Allah. HP kita berfungsi sebagai HP ketika terkoneksi ke operator, sama, manusia juga berfungsi sebagai manusia ketika terkonek kepada Allah SWT” imbuhnya.
Setelah sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda secara virtual. Dimana para wisudawan melakukan prosesi ini di tempat tinggal masing-masing bersama keluarga. Meskipun berjalan melalui dunia maya, tapi rasa haru tetap menyelimuti momen ini. Terlihat dari beberapa video siaran langsung.
Selepas prosesi, salah satu perwakilan dari wisudawan, Hayin Yahya, dalam kesempatan yang sama mennyampaikan penghargaan setinggi-tingginya pada pondok yang pernah menjadi rumah kedua baginya. Ia mengutip mengutip satu hal yang paling berkesan baginya adalah perbedaan dari berbagai macam budaya yang melahirkan persatuan. Baginya hal ini tidak akan dapat terlupakan.
“Semoga Allah senantiasa menjaga pondok kita tercinta agar terhindar dari segala kotoran dunia dan seisinya,” harapnya.
Akhirnya, ia berpesan kepada kawan-kawan angkatannya agar senantiasa terus belajar. Serta jangan pernah berhenti berusaha untuk menjadi yang terbaik.
“Teguklah ilmu sebanyak-banyaknya, terbanglah setinggi-tingginya. Raihlah cahaya seterang-terangnya, bangun jaringan seluas-luasnya. Tapi jangan pernah lupa kita hadir di dunia bukan Cuma-Cuma. Mungkin kita tidak bisa menjadi matahari, tapi kita selalu bisa menjadi mercusuar. Teruslah berprestasi dan menginspirasi,” pesannya.
Menurut Latipudin, S.Psi. Ketua Haflah Virtual, Ia bersyukur haflah virtual berjalan lancar walaupun ada sedikit gangguan teknis. “Alhamdulillah Haflah Virtual berjalan lancar, live streaming selama 5 jam 45 menit, disaksikan sejumlah 9.630 viewers. Respon santri dan walisantri juga luar biasa, antusias, banyak yang menangis terharu menyaksikan haflah virtual” ungkapnya.
Seperti yang disampaikan salah seorang di Group WA walisantri HK, “ Luar biasa bisa live ±6 jam, Allah Akbar. Terima kasih untuk semua panitia sudah memberikan yang terbaik buat Angkatan 23, mengharu biru nangis sekeluarga”
Walisantri yang lain juga merasakan hal yang sama, “Alhamdulillah. Barokallah Ustadz. Acara haflah angkatan 23 kemarin sudah berjalan lancar dan sangat berkesan. Kami mengikuti dari awal sd akhir, dengan membayangkan kondisi sedang hadir di HK,”
“Sangat mengharukan dengan lantunan irama yang sedih.. tapi bahagia dan bangga karena anak-anak berhasil lulus dan dengan nilai yang sangat memuaskan semua, walaupun memang perjuangan yang harus dilalui tidaklah mudah. Menimba ilmu di PPHK tercinta menjadi sebuah kenangan indah yang menjadi sejarah kehidupan anak kami, dan juga keluarga,” tuturnya. (deden/rl)