KUNINGAN (MASS) – Peternak sapi perah di Blok Cigeureung Kecamatan Cigugur terpaksa mengambil langkah “lock down” untuk hewan peliharaanya. Hal itu, imbas dari sudah menyebarnya wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang menyerang ternak.
Lock down hewan ternak ini, dilakukan setelah puluhan hewan ternak, sekitar 70 – 80 ekor sapi, dinyatakan positif terkena PMK. Lock down hewan ternak (dijauhkan dari segala pengaruh luar kandang), dilakukan untuk meminimalisir penyerbaran.
Menyikapi fenomena tersebut, pengamat politik dan kebijakan publik asal Cisantana Kecamatan Cigugur, H Abidin, menganggap hal ini sudah darurat.
“PMK untuk hewan ternak sudah merebak dimana-mana, skala nasional. Dan di Kuningan ini sangat marak sekali, kalo melihat kondisi di lapangan, bisa dibilang ini dianggap darurat, karena wabah ini sudah ada di Kuningan,” sebutnya, Selasa (24/5/2022) kemarin.
Sebagai putra daerah yang lingkungannya mengalami langsung wabah hewan ternak ini, Abidin mewanti-wanti dan meminta pemerintah agar segera bergerak secara struktural terjun langsung ke lapangan, jangan menganggap sepele, dan mulai dengan tindakan tegas.
“Jangan terpaku di Cigugur saja, kan ternak itu bukan hanya sapi tapi ada kerbau. (Sempat terjadi juga kan waktu itu di) Wanasraya, Suganangan, pokoknya Kecamatan Cidahu, ternak kerbau yang diliarkan, sudah banyak yang mati,” ujarnya mencontohkan kasus lain yang serupa.
Abidin, menganggap peternak yang melakukan lock down sudah tepat. Dirinya meminta, peternak hewan tetap tidak panik dan terus disiplin lock down.
“Jaga, jangan sampai terjadi jual beli ternak sapi, kambing maupun kerbau dari luar Kuningan,” serunya.
Lebih lanjut, Abidin juga mengingatkan para peternak untuk bisa menjaga wilayahnya masing-masing. Apalagi, dikabarkan penyebaran wabah PMK ini, ternyata bisa terjadi dari manusia, atau orang yang datang ke kandang.
“Jangan dibiarkan (banyak yang sembarangan datang dari kandang ke kandang). Kalo dibiarkan (wabah terus meluas) akan berakibat masalah perekonomian,” tuturnya.
Dirinya meminta, semua komponen yang terkait hewan ternak mulai dari kelompok peternak, koperasi, dan dinas terkait harus kompak melakukan pencegahan. Lock down seperti di Cigereuh, menurut Abidin, bisa jadi solusi yang tepat untuk segera diberlakukan jadi kebijakan yang mengikat di wilayah Kabupaten Kuningan.
Apalagi, wabah PMK ini belum ada vaksinnya, baru ada yang sifatnya antibiotik. Untuk itu, Abidin meminta, pencegahan awal segera dilakukan. Dari sisi pemerintah misalnya, bisa lakukan sterilisasi dengan disemprot atau hal lain.
Dirinya kembali mendorong, pencegahan dengan melakukan lock down dan tidak menerima transaksi hewan ternak dari luar, bisa menjadi kebijakan yang tepat dan bersifat kuat, jika diputuskan pemerintah. Selain tentunya, mengandalkan kesadaran peternak baik itu pribadi, kelompok atau koperasinya. (eki)