KUNINGAN (MASS)- Sekian lama berjuang untuk meminta haknya, akhirnya para honorer yang bertugas di kota kuda, kini bisa bernapas lega. Pasalnya, pemerintah akan memberikan SK THL pada tahun 2019.
Bagi mereka yang sudah menjadi sukwan selama puluhan tahun pernyataan dari bupati menjadi kado spesial. Bukan hanya itu, tapi juga menjadi pelipur lara karena dengan usia yang sudah senja SK THL adalah balasan setimpal.
Seperti diketahui bagi sukwan yang diatas 35 tahun, mimpi jadi PNS pupus karena aturan. Kalau pun lolos mereka menjadi P3K Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
“Terima kasih Pak Bupati, pernyataannya sangat menyejukan kami. Sudah lama kami ingin keputusan ini, mungkin saat ini momen yang tepat,” jelas Nia yanga mengajar di SDN Sukamimut ketika berkunjung ke kantor kuninganmass.com, Senin (27/8/2018) malam.
Nia yang sudah mengajar selama 14 tahun itu mengaku, dengan adanya keputusan pembagian kategori bagi honorer merupakan keputusan yang adil. Dengan begini pemerintah sangat menghargai pengabdian para honorer.
Sokarso yang sudah menjadi honorer selama 18 tahun ikut menambhakan. Menurutnya, dengan ada kepastian bupati memberikan SK THL, maka tinggal pedataan ulang jumlah sukwan atau honorer karena banyak yang sudah mengundurkan diri.
“Untuk ketegori dua saja dari semula 1.007 kini tinggal 800-an. Diluar K2 sangat banyak. Untuk K2 sendiri TMT adalah 2005,” tandas pria yang mengajar di SMPN Mandirancan itu.
Sementara itu Nurudin dan Yanto yang masing-masing sudah mengajar 16 tahun di SDN Purwasari dan 14 tahun di SDN Mekarwangi mengatakan, semua honorer sudah merasa lega. Pengabdian selama ini diperhatikan.
“Sekarang sudah jelas mari kita berkerja lebih giat lagi. Dulu saja belum ada kepastian berkerja sangat semangat apalagi sekarang. Allah maha adil maka kita tinggal berkerja dan Allah yang akan memberikan yang terbaik,” ujar Yanto.
Usai mengabarkan kebahagiannya, lima honorer tersebut beranjak pulang ke rumah masing-masing. Gurat lelah dimuka mereka terlihat sengat jelas, namun mereka terus berjuang dan kini harapan itu muncul. (agus ‘sagi’ mustawan)