KUNINGAN (MASS)- Setiap tahun target PAD dari pajak terus meningkat. Hal ini membuat Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kuningan terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan potensi yang ada.
Seperti diketahui ada 11 Pajak Daerah yang dikelola olah Bappenda yakni Pajak Hotel, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (PMBLB). Lalu, Pajak Parkir, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
“Kita bersama Ralawan Pajak studi bandung ke Dieng untuk belajar dari mereka dalam memanfaatkan potensi. Sebab target terus naik kita harus pintar memanfaatkan potensi ,” ujar Kepala Bappenda Kuninga Dr Asep Taufik Rohman MSi MPd yang diamini oleh Kabid Perencanaan, Pelayanan dan Pengendalian Cece Hendra Krissianto, SSTP MSi, Minggu (6/10/2019).
Sementara itu, untuk menyaksikan sunrise (matahari terbit), ribuan wisatawan domestik memadati Puncak Sikunir, Gunung Dieng pada ketinggian 2.300 meter dari permukaan bumi yang nampak berdekatan dengan Gunung Sindhoro di Kecamatan Sejajar Kabupaten Wonosobo.
Mereka rela merogoh kocek ratusan ribu demi menikmati pemandangan itu. Maka tidak heran dari kunjungan wisatawan dalam setahu mencapai miliaran rupiah.
“Setiap akhir pekan pengunjung yang naik ke Puncak Sikunir Gunung Dieng. mencapai 3.000 orang,” sebut Kuat Ramelan, Guide Gathering Komunitas Pajak Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda).
Sementara itu, Pemerhati Sosial Kuningan, Boy Sandi Kertanegara, mengatakan, kunjungan wisatawan ke Sikunir Dieng masuk ke kas daerah Pemda Wonosobo sebesar Rp4 Miliar. Sementara PAD dari Dieng untuk Kabupaten Banjarnegara mencapai Rp8,1 Miliar.
Hal itu karena Banjarnegara mengelola destinasi lebih banyak, yakni komplek wisata Budaya Candi Arjuna, Kawah Sikidang dan Telaga Warna. Belum lagi apabila ada acara memotong rambut anak gimbal maka PAD akan meningkat tajam karena tiketnya saja Rp350 ribu dengan jumlah pengunjung mencapai 3000 orang.
“Coba bandingan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor partiwisata Kabupaten Kuningan yang dikelola oleh Perumda Aneka Usaha Kuningan. Perbedaannya sangat tajam. Dari Dieng saja Rp4 miliar, dan Banjarnegara meraup Rp 8,1 Miliar, sementara PAD dari pariwisata yang dikelola PDAU hanya empat juta rupiah, bahkan kini nol rupiah,” ujarnya.
Diterangkan, tentu hal ini harus ada perbaikan system yang sangat signifikan diantaranya perlunya resolusi pariwisata, termasuk investasi Pemda Kuningan dalam bentuk infrastruktur pariwisata. Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Batang juga menerima kontribusi dari Geothermal yang dikelola oleh PT. Gheo Dipa Energi.
Boy menyebuktan, kunjungan wisatawan di kawasan Dieng didukung oleh dua produk lokal yang cukup terkenal yakni Carica, Purwaceng, dan Kentang Manis. Carica termasuk keluarga papaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi Amerika, Brazil dan Puncak Dieng.
Sementara Purwaceng yang termasuk keluarga Apiaceae (Pimpinellapruatjan) merupakan tumbuhan yang hanya tumbuh di kawasan Dieng dan derah lainnya dengan ketinggian diatas 2.500 dari permukaan laut (dpl).(agus)