KUNINGAN (MASS) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan Drs H Uca Simantri nampak berbeda pendapat dengan Kabid Kebudayaan Emup Muplihudin nampaknya berbeda pendapat soal dana Kamus Basa Sunda Wewengkong Kuningan.
Anggaran Rp400 juta untuk kamus itu, justru disikapi positif oleh Uca Somantri. Dirinya, bahkan berterima kasih pada anggota komisi 4 yang menyalurkan dana tersebut.
“Waktu itu kita komunikasi dengan rekan-rekan komisi 4. Ketika itu ada perhatian dari rekan-rekan komisi 4, ya hatur nuhun karena itu termasuk pelestarian Basa Sunda lokal khas Kuningan. Ketika mau dilestarikan dengan penerbitan kamus ya hatur nuhun,” sebut Uca.
Ditanya urgensi penerbitan kamus, Uca menyebut itu cukup penting untuk dilaksanakan dalam waktu dekat. Menurutnya, itu merupakan realisasi komitment soal kebudayaan, khususnya Basa Sunda khas Kuningan.
Kala diitanya soal pernyataan Kabid Emup yang mengatakan banyak hal yang lebih urgen seperti situs dan cagar, Uca tidak sepenuhnya sepakat.
“Harusnya tidak parsial, sama-sama jalan. Jangan ini dianggap penting itu tidak. Cuman proporsinya saja kaitan dengan pembiayaan,” terangnya.
Itu juga sekaligus menjawab anggaran yang tadinya tidak masuk prioritas di RKPD, kini masuk postur anggaran melalui Pokir. Uca, berkali-kali mengucap terima kasih.
Dalam wawancara, Uca memaparkan betapa pentingnya mengetahi Basa Sunda lokal Kuningan. Nantinya, jika kamus terbit bisa didistribusikan ke satuan pendidikan seperti SD, SLTP dan SLTA.
“(Kan yang punya hak pilih siswa mah SMA ya pak ?) Ha ha ha… Kunaon kana hak pilih? Kan ini mah tidak bicara hak pilih, bukan pemilu,” jawab Uca sembari tertawa kala ditanya hal tersebut.
Kala disingung kenapa di zaman digital dan internet, masih harus penerbitan kamus secara kertas, Uca punya alasan.
“Tapi menurut saya harus seimbang, tidak semua orang bisa akses kesana. Digital perlu, yang dicetak juga perlu,” sebut Uca sembari menegaskan harus seiring sejalan, saat ditanya Kuningan smart city. (eki/deden)