KUNINGAN (Mass) – Sejumlah tenaga pendidik di beberapa lembaga PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mengeluh. Mereka kecewa atas penyelenggaraan acara silaturahmi akbar di Convention Hall Mayang Catering, Sabtu (1/4/2017) lalu.
“Kami kan dipungut Rp 100 ribu per lembaga. Katanya sih pada acara itu mau penandatanganan MoU bantuan pusat untuk biaya operasional murid. Nyatanya enggak ada penandatanganan,” keluh salah seorang sumber kuninganmass.com, Senin (10/4/2017).
Yang membuatnya kecewa, dalam acara yang dilangsungkan sampai siang tersebut peserta hanya disuguhi snack. Padahal hasil penghitungannya, dana yang dipungut jauh melebihi biaya pengadaan snack.
“Setelah acara bubar begitu saja. Kita sampai makan masing-masing di warteg dan warung makan lainnya. Masa buat snack saja sampai Rp 100 ribu per lembaga PAUD. Kalaupun ada sewa gedung paling berapa sih,” ketusnya.
Sumber lain yang masih dari tenaga pendidik PAUD kecamatan lain mengeluhkan hal serupa. Ia merasa kecewa atas penyelenggaraan acara tersebut. Janji penandatanganan MoU urung dilaksanakan, padahal sudah menyiapkan materai 6 lembar sesuai arahan.
“Rp 100 ribu itu kan per lembaga. Kalau PAUD di Kuningan ada 700, maka minimalnya Rp 70 juta dana terkumpul. Buat snack saya kira enggak menelan biaya besar. Buat sewa gedung juga sama. Malah ada yang enggak kebagian snack,” kata sumber itu.
Keluhan para tenaga pendidik PAUD bukan hanya muncul dari satu kecamatan saja. Hasil penelusuran kuninganmass.com, terdapat 3 sumber dari 3 kecamatan yang berbeda, yang mengakui adanya pungutan Rp 100 ribu untuk snack.
Sementara, seperti yang diberitakan sebelumnya, acara tersebut dihadiri sekitar 2000 peserta. Dari keterangan yang diperoleh, mereka berasal dari sekitar 700 lembaga PAUD yang tersebar di Kabupaten Kuningan. Tiap lembaga dipungut Rp 100 ribu.
Ketika dikonfirmasikan, Kasi PAUD pada Bidang Pembinaan PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Bayu Rusman, membantahnya.
“Enggak ada (pungutan, red), enggak ada pungutan buat saya. Masa hari gini berani mungut, nanti ditewak Saber Pungli. Sekarang sudah melek semua,” bantah Bayu.
Adanya pengakuan tenaga pendidik yang dipungut Rp 100 ribu per lembaga, menurut Bayu itu hanya mengada-ada saja. Entah oknumnya siapa, yang jelas dirinya merasa jadi korban.
“Besok saja dijelaskan, biar enggak salah paham. Mungkin tujuannya memang enggak senang ke saya. Ya saya sih mikirnya itu konsekuensi jabatan,” ucapnya via sambungan seluler. (deden)