KUNINGAN (MASS) – Opak bakar memang banyak di Kuningan. Sebagai makanan tradisional, bisa kita jumpai opak bakar berbentuk bulat entah manis ataupun asin. Tapi, bagaimana kalo opak bakar bentuknya kotak kecil dengan bungkusan dus ciamik?
Opak Bakar Kartika adalah representasinya.
Meski makanan tradisional, dengan tampilan bentuk dan packaging yang menarik, ternyata membuat opak tak kalah saing dengan olahan pabrik di dunia kuliner. Terutama untuk oleh-oleh dari Kuningan.
“Sudah dipasarkan kemana-mana, selain di toko oleh-oleh Kuningan, di Bandung juga dipasarkan. Orang kenalnya jajanan khas Kuningan,” terang Dita Rani, owner Opak Bakar Kartika, Kamis (19/12/2019) sore.
Teh Dita, panggilan akrabnya menceritakan bahwa Kartika itu hanya akronim dari kata “Karya ti Kampung”, yang artinya hasil olahan dari kampung.
“Awal ngebangun sih 2007, orang tua sih. Beliau pensiun dini dari PNS biar fokus bangun usaha, kan bisa membantu mempekerjakan orang lain juga,” terangnya saat ditemui di rumahnya, Kramatmulya.
Menurut Teh Dita, olahan makanan khas merupakan potensi usaha yang luar biasa. Olahan tradisional memiliki tempat unik di pasaran, entah sebagai bahan oleh-oleh, maupun camilan biasa.
“Cuman emang harus dipackaging (bungkus, red) semenarik mungkin, jadi orang lain mau beli olahan kita. Nah kebanyakan, di kita itu bingung, terus kebanyak takut mahal lah, gak laku lah,” jelasnya.
Dari pemaparannya, selain soal packaging dan bentuk yang menarik, konsistensi rasa serta kualitas olahan merupakan hal penting di persaingan usaha.
“Kalo bisa, yang awet juga. Tapi tanpa bahan pengawet. Jadi kan orang mikirnya, oh iya ini sehat, gitu,” papar Teh Dita meyakinkan.
Meski demikian, karena semua merupakan olahan tangan dan dibuat secara tradisional, Teh Dita mengaku terkadang mengalami kendala. Terutama produksi yang memerlukan panas matahari.
“Sekarang kan mulai musim hujan, kadang adonan belum kering sehari,” ujarnya.
Opak Bakar Kartika sendiri merupakan olahan opak tradisional yang dibentuk kotak dan disesuaikan agar nyaman sebagai camilan. Rasanya yang khas, serta bentuknya yang mudah, membuat banyak pelancong yang datang ke Kuningan memilih opak sebagai oleh-oleh dan dibawa ke kota.
“Selama ini kan kita masih original, rencananya nanti Januari kita akan launching rasa baru, pokoknya tunggulah ya,” ucap teh Dita. (eki)