KARANGKANCANA (MASS) – Berwarna cokelat, berbentuk bukan dan memiliki tekstur seperti dodol. Namanya adalah Jawadah, olahan tradisional ini merupakan makanan yang terbuat dari tepung beras, ketan, gula aren, gula pasir dan santan kelapa.
Jawadah ini, adalah jenis makanan yang harus diadon dengan telaten serta tepat waktu, agar hasilnya maksimal. Jawadah, dipasak selama 4 jam menggunakan tungku api tradisional.
Ya, hal itulah yang membuat menarik mahasiswa KKN kelompok 9 dari Unisa, mengobservasi usaha Jawadah yang ada di Desa Margacina Kecamatan Karangkancana.
Iqbal, salah satu mahasiswa KKN itu mengaku pihaknya memilih salah satu pengusaha Jawadah yang sudah turun-temurun. “Salah satunya Ibu Emi, beliau memulai usahanya sejak tahun 2009, sudah turun temurun,” ujarya baru-baru ini.
Usaha Emi ini, lanjutnya, biasanya produksi sesuai pesanan. Emi meracik adonan sejak pukul 7 pagi, lalu menguleni adonan hingga membuat tekstur yang diinginkan.
Adonan, kemudian dituangkan ke dalam wajan besar dengan santan di dalamnya, kemudian dipasak sampai 4 jam menggunakan tungku api tradisional. Adonan yang matang, nantinya tinggal dicetak.
Jawadah sendiri, dijual dengan harga satuan kisaran 8ribu. Pemasaranannya bukan hanya di desa setempat, tapi sampai Luragung, Cirebon, hingga Yogyakarta.
“Dengan adanya potensi UMKM di Desa Margacina serta berkembangnya era digital, mahasiswa Unisa Kuningan kita ingin membantu dengan membuat inovasi berupa pembaharuan brand dan publikasi usaha Jawadah ini,” ucapnya. (eki)