KUNINGAN (MASS) – Wilayah Jawa barat terkenal akan sumber daya alamnya yang melimpah. Ditambah dengan keindahan panorama alamnya yang memikat. Tak heran banyak tempat di Jabar menjadi wilayah yang potensial untuk pariwisata dan ekonomi kreatif. Terhitung sebanyak 62 juta wisatawan nusantara berkunjung ke wilayah Jabar setiap tahunnya. Untuk itu perlu pengelolaan dan strategi yang tepat agar berbagai potensi yang ada di Jabar baik pariwisata maupun ekonomi kreatif dapat turut meningkatkan perekonomian Jabar.
Berkaitan dengan hal itu, Gubernur Jabar melakukan kunjungan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif guna membahas strategi dan rencana ke depan termasuk inovasi, kolaborasi dan adaptasi dalam upaya meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di Jawa Barat.
Sebagaimana dilansir dari laman media tribunnews.com, bahwa Sandiaga Uno yang merupakan Menparekraf mengatakan provinsi Jawa Barat memiliki potensi yang sangat luar biasa termasuk keindahan alamnya.
“Kita ke depan ingin ada kolaborasi karena Jabar ini punya potensi. 62 juta (wisatawan) itu luar biasa. Kita mau narik 4 juta wisatawan mancanegara saja setengah mati tahun ini dengan adanya Covid 19. Terus daya tarik alamnya luar biasa,” kata Sandiaga.
Beliau mendorong agar Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, untuk bisa berkolaborasi dengan Menparekraf. Salah satunya dengan mengembangkan desa wisata di Jawa Barat. Senada dengan hal itu, Gubernur sendiri menilai bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif adalah
bidang ekonomi yang paling kuat untuk Indonesia dan generasi milenial. Untuk itulah beliau berharap dukungan dari Menparekraf agar Jabar selalu terdepan dalam hal tersebut.
Menilik digenjotnya pariwisata melalui kolaborasi dan inovasi untuk ekonomi masyarakat, sepertinya tidak akan pernah berhasil. Dikarenakan, Inovasi dan kolaborasi sejatinya hanya kamuflase yang digunakan untuk menutupi kegagalan ekonomi kapitalisme. Pada realitanya selama ini penerapan sistem ekonomi kapitalis tidak kunjung membawa negeri ini menuju arah perbaikan. Sebaliknya, dari tahun ke tahun bidang ekonomi semakin terpuruk. Ditambah dengan kondisi Pandemi yang saat ini berlangsung, membuat negeri ini tak berdaya masuk ke jurang resesi ekonomi.
Adapun, penggenjotan pariwisata dalam sistem ekonomi kapitalisme dengan jebakan investasi hanya akan menguatkan liberalisasi ekonomi. Inilah yang selalu dipertahankan oleh para kapitalis dan negara adidaya untuk melanggengkan penjajahan ekonomi kepada negara-negara berkembang termasuk juga wilayah Jabar yang merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Mereka akan selalu berupaya agar Indonesia terus mengalami ketergantungan kepada Investasi, agar mereka bisa dengan leluasa turut mengelola bahkan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di negeri ini.
Sehingga jelaslah, program-program yang diwacanakan pemerintah akan sulit menuai keberhasilan selama sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan. Karena sistem ini hanya akan menguntungkan korporasi, bukan bertujuan untuk peningkatan ekonomi masyarakat apalagi mewujudkan kesejahteraannya. Sungguh berbeda dengan sistem ekonomi di dalam konsep Islam.
Sistem ekonomi Islam dibangun di atas pondasi akidah Islam. Ini adalah akidah yang haq karena berasal dari Allah yang dibawa kepada umat manusia melalui nabi Muhammad Saw. Akidah Islam merupakan akidah yang memuaskan akal, menenteramkan jiwa, dan sesuai dengan fitrah manusia. Karenanya, peraturan yang terpancar dari akidah Islam, seperti sistem ekonomi Islam, memiliki karakter yang khas dan manusiawi.
Dalam konteks individu, kegiatan ekonomi dilandasi oleh nilai-nilai ibadah. Bukan materi yang menjadi orientasi (profit oriented), tetapi keridhaan Allah. Dalam konteks negara, kegiatan ekonomi merupakan salah satu wujud pengaturan dan pelayanan urusan rakyat. Inilah tugas umum negara. Untuk merealisasikannya, negara menerapkan syariah Islam baik dalam urusan ekonomi di dalam negeri maupun di luar negeri.
Negara menerapkan hukum-hukum Allah sebagai koridor kegiatan ekonomi dan bisnis untuk mencegah aktivitas ekonomi yang zalim, eksploitatif, tidak transparan, dan menyengsarakan umat manusia. Negara menerapkan politik ekonomi agar warga dapat hidup secara layak sebagai manusia menurut standar Islam. Negara juga menjalin hubungan secara global dan memberikan pertolongan agar umat manusia di seluruh dunia melihat dan merasakan keadilan sistem Islam.
Adapun ekonomi negara akan tangguh karena memiliki mekanisme yang khas, diantaranya adalah dengan menerapkan mata uang berbasis emas dan perak dan memajukan sektor riil. Disisi lain negara Islam akan berusaha menciptakan mekanisme pasar internasional yang adil serta mengemban misi kemanusiaan ke seluruh dunia. Begitulah kesempurnaan sistem islam baik di bidang ekonomi maupun yang lainnya, akan mewujudkan Rahmat bagi seluruh alam.***
Wallahua’lam
Penulis : Lilis Suryani (Pegiat Literasi)