KUNINGAN (MASS) – Lembaga pendidikan sebagai wadah pembekalan ilmu pembelajaran dan pengetahuan, masih sering dijumpai tindakan perundungan yang dilakukan oleh oknum-oknum siswa yang mungkin notabenenya masih kurang memiliki rasa kekeluargaan antar sesama siswa.
Hal itu, diutarakan Presma STIKes Kuningan Rizky Maulan Rustama mengomentari fenomena yang terjadi pada lembaga pendidikan, dan memakan korban jiwa di Kuningan baru-baru ini.
“Miris sekali hal tersebut terjadi, karena secara tidak langsung dapat mencoreng nama baik pondok pesantren yang dijadikan tempat untuk menimba ilmu agama,” sebutnya mengawali paparan, Selasa (22/11/2022).
Baca : https://kuninganmass.com/innalillahi-ada-santri-tewas-dikeroyok/
Namun, kata Rizky, dengan adanya hal itu tidak sepatutnya elemen-elemen masyarakat langsung menilai secara sudut pandang yang negatif terhadap pondok pesantren.
“Sebab, hal demikian terjadi mungkin disebabkan oleh kepribadian oknum-oknum santri yang memang belum bisa menjaga amanah sebaik-baiknya sebagai santri,” tuturnya.
Lebih lanjut, Presma STIKKu itu menjelaskan bahwa untuk meminimalisir hal tersebut harus diadakannya penyuluhan ataupun edukasi mengenai pentingnya menjaga kondisi mental seseorang. Harus juga dilakukan tindakan tegas apabila ada indikasi perundungan kembali.
“Menurut ilmu kesehatan pun apabila mental seseorang sudah terganggu dapat menimbulkan rasa kepercayaan diri yang berkurang dan lebih sering mengalami pengurungan diri sendiri,” jelanya.
Di akhir, dirinya berharap semoga hal tersebut tidak terulang kembali. Rizky khawatir, dengan hal seperti ini bisa menjatuhkan marwah institusi terkait.
“Semoga hal tersebut tidak terulah. Saya khawatir bisa menjatuhkan marwah instansi terkait dan generasi-generasi terbaik bangsa mengalami penurunan perannya sebagai santri yang diridhoi Allah SWT,” sebutnya. (eki)