KUNINGAN (MASS) – Di tengah semangat mencerdaskan kehidupan bangsa, nasib sebagai guru honorer di pelosok masih jauh dari kata sejarah.
Samsi Nugraha atau sapaan akrabnya Aci, seorang pemuda yang peduli pendidikan asal Desa Sagara – Ciwaru mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi seorang guru bantu di wilayah Kuningan Timur.
Menurut Aci, guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi para siswa. untuk jalur pendidikan formal pada tingkat SD, SMP dan SMA sederajat.
Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap nasib seorang guru bantu disalah satu sekolah diwilayah Kuningan Timur yang hingga kini belum mendapatkan kejelasan status maupun haknya sebagai tenaga pendidik.
Ia menyoroti sebuah kisah nyata seorang guru yang telah mengabdi sejak tahun 2005 dengan status Kategori 2 (K2), namun hingga kini belum juga diangkat menjadi ASN melalui jalur PPPK maupun CPNS. Yang lebih memilukan guru tersebut pada tahun 2021 tidak menerima gaji selama satu tahun penuh.
“Demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia terpaksa mencari pekerjaan tambahan, seperti mencangkul, bekerja di ladang, bahkan meminjam uang karena kondisi ekonomi yang begitu terbatas,” ujarnya, Kamis (12/6/2025).
Menurutnya, kisah tersebut bukan hanya soal pengorbanan seorang guru. Namun, soal bagaimana negara seharusnya hadir untuk menjamin kehidupan yang layak, khususnya mereka yang telah puluhan tahun mengabdi.
“Sebagai pemuda yang peduli pada dunia pendidikan, saya berharap suara ini bisa mengetuk hati para pemangku kebijakan agar lebih serius menuntaskan persoalan nasib guru honorer yang sudah lama mengabdi,” tuturnya.
Aci mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan guru, yang selama ini menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan bangsa.
“Bagaimana kita bisa berharap pada kualitas pendidikan jika para guru tidak diberi kepastian hidup dan penghargaan yang layak?” ujarnya.
Aci mengatakan, pernyataan tersebut bukan untuk menyalahkan pihak tertentu. Namun itu sebagai bentuk kepedulian dan pengingat, dibalik angka-angka statistik, ada manusia-manusia hebat yang terus bertahan demi masa depan generasi bangsa. (didin)
