KUNINGAN (MASS) – Pasca pemugaran SDN 17 Kuningan yang puingnya menimpa pelanggan mie ayam, kepindahan SDN 17 ke Eks Gedung Kosgoro kembali menjadi bahan pembicaraan.
Pasalnya, di awal kepindahannya banyak yang tidak setuju, baik dari orang tua murid maupun alumni.
Tidak setujunya perpindahan itu, bukan tanpa alasan. Selain alasan emosional historis, tapi juga alasan aksebilitas dan mobilitas kendaraan yang dianggap sempit, dan berpotensi macet.
Meski begitu, pihak sekolah melalui guru Didi Kasmudi mengatakan hal lain.
“Alhamdulillah sejak darisana, kita pindah ke lokasi yang baru ini memang tadinya ada kekhawatiran, keraguan mengenai lokasi karena tidak ada angkot dan agak jauh, tapi setelah disini kekhawatiran itu tidak terjadi,” kata Didi, Senin (2/10/2023) kemarin.
Bahkan, ia mengatakan setelah pindah dan mengalami PPDB, murid yang mendaftar ke sekolahnya bertambah. Didi menyimpulkan, minat masyarakat terhadap sekolahnya justru bertambah.
“Dari PPDB itu, indikatornya mengalami kenaikan. (Tahun ini yang mendaftar) 126, biasanya 110-115,” sebutnya.
Ia mengamini betul, sebagian besar orang tua dan alumni memang khawatir soal kepindahan tersebut. Tapi ternyara, kata Didi, saat ini situasi dan tempat belajarnya malah merasa lebih nyaman. Pun begitu soal aksesibilitas.
“Lancar akses jalan, sudah diatur hingga mengalir dari Aruji langsung kesini,” kata Didi.
Memang, pasca dipindahkan ke eks gedung Kosgoro, akses jalan dipermudah. Jika sebelumnya mobil tak bisa masuk dari Aruji ke sekolah dan tembus ke belakang, kini sudah bisa.
“Hanya memang sedikit harapan itu parkir,” jelasnya.
Soal parkir memang masih menjadi PR bagi keluarga besar SDN 17 Kuningan. Beberapa orang tua tak bisa nyaman membawa kendaraan pribadi karena susah parkir di sekitar sekolah. Angkutan umum pun, tempat berhentinya lumayan jauh.
Bukan hanya itu, kendaraan yang dibawa guru masih harus “nebeng” parkir di warga setempat. Namun, untuk jalan terusan Jalan Aruji – Jalan Bhakti Guru (jalan gang)- Jalan Juanda sudah bisa langsung tembus. (eki)