KUNINGAN (MASS)- Sejak Senin (26/2/2018) masyarakat Cigerut Wetan Desa Cipakem Kecamatan Maleber diungsikan di SMK Samiudin Plus Cipakem. Hal itu karena mereka mendaji korban bencana longsor dan pergerakan tanah.
Sampai hari ini, Rabu (26/3/2018) sebanyak 53 KK masih menempati pengungsian. Sedangkan sisanya memilih ngontrak dan meninggalkan kampung karena usaha di luar kota.
Meski mereka tidak kekurangan makanan tapi sayangnya menu yang dikonsumi setiap selalu itu-itu saja. Salah satunya mie instan. Kondisi ini banyak dikeluhkan oleh warga pengungsian.
“Setiap hari makan teh dengan mie. Bukan tidak menerima rejeki tapi kalau bisa yang lain karena kami juga manusia buuth variasi,” ujar Suhri (38) salah seorng pengungsi.
Ia mengaku, sering makan mie akan mengganggu kesehatan karena mie itu dicerna selama tiga hari didalam usus. Untuk itu pihaknya sangat berharap bantuan yang akan diberikan oleh siapapun tidak lagi didominasi dengan mie instan.
Bukan hanya minimnya ketersedian makanan sehat dan bergizi tapi juga layanan kesehatan. Menurut Juma (34), ketika ada beberapa pengungsi yang sakit terpaksa harus beli obat ke warung atau langsung ke bidan desa dengan cara bayar sendiri.
Hal itu dialaminya ketika anaknya yang masih balita sakit ketika di pengungsian. Dia berharap, kesehatan pengungsi tetap diperhatikan oleh pemerintah.
Ia sangat berharap keluhan ini bisa didengar sehingga mulai dari makanan sampai obat-obatan disediakan secara maksimal. Pihaknya meminta itu, karena untuk memulihkan pengungsi yang sakit di rumah yang saat ditinggalkannya sangat tidak mungkin.
“Pulang ke rumah untuk memulihkan yang sakit kan tidak mungkin. Karena kami khawatir ada longsor susulan. Apalagi hujan masih saja turun. Tolong pak kami. Semoga didengar,” ujarnya berharap.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD kuningan Agus Mualudin mengatakan, untuk stok makanan masih cukup. Saat ini pihaknya fokus ke arah pemuihan pasca bencana dan juga pembuatan huntara. (agus)