KUNINGAN (MASS) – Menutup akhir tahun 2022 kemarin, Warga Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya menutupnya dengan ciamik dengan menggelar Festival Budaya Sunda di lapang serbaguna Desa Pajambon. Festival sendiri digelar selama 3 hari, 29-31 Desember 2022.
Festival sendiri, diisi dengan permainan anak-anak jaman dulu seperti Dampu, Egrang, Sodor, Daku, Loncat Tinggi, Sepringan, Sewuran Batu, Beklas, Perepet Jengkol, Sasamunian, Tokle, Kokoboyan, Jiglong, Oray-orayan, Maen Ban, Damdaman dan Adu Pinci.
Dalam gelaran Festival Sunda yang digagas oleh Karangtaruna Arya Kemuning Desa Pajambon itu juga memperkenalkan berbagai makanan masa lalu yang saat ini jarang ditemui seperti hades, tiwul, jaletot, papais doko, papais monyong, papais sapeu, mie soun dan masih banyak lainya.
Kemeriahan tidak berhenti disitu, Festival Sunda juga dimeriahkan dengan memperkenalkan makanan hasil olahan warga setempat yang dipamerkan di stand seperti, Lotek, Iwel, Rangda Jambul, Jangjang Kalong, Pais Boled, Sepan Waluh, Rujak Kangkung, Gemet, Petrik, Pempe & Es Lumut, Jus Jambu, Opak Kentang, Sate Aci, Aci Oyeg, Misro, Kurames, Gemet, Comro Dodol Jambu Klepon, Putri Noong dan masih banyak panganan lainya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK yang sekaligus Istri Bupati Kuningan Hj Ika Acep Purnama. Dalam kesempatan itu, Ika mengaku terkesan dengan apa yang disuguhkan warga Pajambon.
“Selain menjaga tradisi, melalui festival ini juga kita dapat melestarikan budaya kepada generasi muda yang akan datang. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat diadakan setiap tahun nya.saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua warga terutama warga desa pajambon yang telah sukses menggelar acara yang sangat istimewa ini,” tutur Ika
Hal senada juga diungkapkan tokoh pemuda Desa Pajambon Enra Saefullah. Sebagai warga negara Indonesia, lanjut Enra, patut berbangga karena negeri tercinta ini memilki ribuaan kebudayaan serta adat diwilayahnya masing-masing yang tentunya sangat mempesona.
Meskipun, mungkin cukup banyak dari warga Indonesia yang enggan dengan budayanya bahkan memandang kebudayaan Indonesia sebagai budaya yang kuno. Mereka menganggap di era globalisasi seperti saat ini kebudayaan Indonesia terkesan ketinggalan zaman.
“Semoga apa yang kami lakukan ini dapat turut melestarikan budaya kita terutama budaya Sunda. Alhamdulilah, melalui festival dipenghujung tahun ini dapat menghibur warga semuanya, kami dari panitia mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu mensukseskan festival ini semoga tahun depan kegiatan ini dapat terlaksana kembali,” harap Enra.
Sementara itu, suguhan seni rudat, drama Sunda serta permainan musik degung juga dipertontonkan dalam penutupan festival. Dalam kesempatan itu, perangkat desa dan haku undangan lainya dengan mengenakan pakaian adat turut berjoget bersama. (eki)