KUNINGAN (MASS) – Kabar dugaan dana bantuan MD (Madrasah Diniyah) akan disunat, membuat geram salah seorang wakil rakyat, Susanto. Dia meminta agar masalah tersebut diusut tuntas.
“MD itu lembaga pendidikan yang memberikan sumbangsih besar terhadap pencetakan generasi berakhlak. Masa ada praktek seperti itu sih,” kata politisi PKB tersebut, Kamis (3/9/2020).
Jika informasi itu benar, Susanto meminta agar ada publikasi terkait juklak dan juknisnya. Apakah betul ada intruksi dari pusat atas dugaan potongan dana. Kalau ternyata tidak ada intruksi, maka dirinya merasa sangat prihatin.
“Kyai, ustad, guru ngaji itu yang akan menciptakan berlian dan emas. Generasi penerus yang berakhlak kedepannya. Ya jangan sampai ada potongan-potongan segala lah. Jangan dibiasakan,” pintanya.
Terlebih, sambung dia, dugaan potongannya sampai setengahnya. Susanto membayangkan seperti belah semangka.
Kalau ada potongan seperti itu, ia pesimis pendidikan di kampung-kampung bakal maju. Tanggungjawab pembangunan imtaq ada dipundak para kyai dan ustad kampung.
“Kapan mau majunya? Baru juga dapat bantuan segitu sudah ada pemangkasan. Kalau info itu benar ya. Saya sebagai anggota dewan sangat prihatin. Kayak belah semangka aja,” geramnya.
Pernyataan yang dilontarkan kepala Kemenag Kuningan disayangkan olehnya. “Masa sekelas kepala kemenag tidak tahu sih. Ngapain aja?,” sindir Susanto.
Kalau melihat rincian potongan yang ia baca di media, potongan untuk APD (alat pelindung diri) cukup besar hingga mencapai 3 juta lebih. Menurutnya akan lebih baik jika diserahkan ke MD masing-masing.
“Masalah APD itu saya menilainya janggal. Kalaupun ada intruksi, mendingan pasrahkan saja ke pihak MD. Kan kalau ada untung itu tetap masuk ke yayasannya,” pungkas Susanto. (deden)