KUNINGAN (MASS) – Kadisnaker Kabupaten Kuningan Dr Elon Charlan, mengkalim berhasil menurunkan angka pengangguran di Kabupaten Kuningan sejak ia menjabat pada Januari 2022 lalu.
“Di tahun 2022 berhasil mengurangi 2 persen pengangguran, dari 11 koma sekian persen data BPS, per-Desember 2022 jadi 9 koma sekian persen,” ujarnya, Kamis (21/9/2023) siang.
Selain itu, lanjut Elon, di tahun 2023 ini juga ia dibebani target RPJMD, wajib membuka 5000 lowongan pekerjaan untuk warga Kuningan.
“Sudah saya buktikan per Juni ini udah 8000-an lowongan kerja, artinya saya udah lunas,” ujarnya sembari bersyukur kalo nanti akhir tahun bisa mencapai 10rebu, 2 kali lipat target.
Dikatakan, sejak tahun 2022 lalu, lowongan kerja yang dibuka untuk warga Kuningan persentasenya 20% di lokal, 80%nya luar kota seperti Cirebon Brebes bahkan Jabodetabek.
Bukan tanpa alasan, Elon mewajarkan fenomena sebaran kerja itu, karena di Kabupaten Kuningan memang tidak banyak industri padat karya.
“(Forum HRD) Awal saya bekerja (sebagai Kadisnaker) saya undang 30 perusahaan besar, itu jejaring saya. Dimanapun mereka berada ketika buka loker, saya minta slot Kuningan,” terangnya.
Namun, ia menyayangkan karena daya saing banyak angkatan kerja dari Kuningan kalah sama masyarakat jawa, entah dari mental, tabah, berani. Warga Kuningan kerap dianggap manja.
“(Contoh) PT Joshua bertekad (mau rekrut) 2000 penjahit orang Kuningan, ayeuna kieu, kades 100 nitip orang (untuk dilarih), seminggu tinggal 20 (yang bertahan di pelatihan),” ungkapnya.
Padahal untuk perusahaan garmen PT Joshua saja, kata Elon, butuh 2000 penjahit, yang 1500 orangnya, memang diprioritaskan dari Kuningan. Dan saat ini, pelatihan terus berjalan di BLK Disnakertrans.
Pelarihan-pelatihan, digelar secara gratis. Bahkan, yang dilatih diberi uang transport dan uang makan. Mereka yang dianggap berhasil memenuhii standart perusahaan, ditarik bekerja. Yang gagal pulang ke rumah.
Elon mengatakan, di Kuningan, orang memiliki keahlian tidak banyak jika dikaitkan dengan kebutuhan perusahaan. Bahkan, untuk tahun 2024 sudah ada perusahaan yang ijin membawa orang dari luar Kuningan untuk bekerja mengisi keahlian.
“4000 khusus tukang jahit, 2000 keahlian lainnya. Keahlian lainnya (perusahaan sudah) minta ijin bawa dari luar,” kata Elon sembari mengatakan hal itu diijinkan, karena memang di Kuningan belum ada.
Kemudian, Elon mulai bicara soal pengangguran. Menurutnya, pengangguran di Kuningan tidak separah yang dinominasikan atau disematkan ke Kuningan
“Nggak (pengangguran tinggi) lah sebenarnya. Buktinya saat loker dibuka, tak ada yang daftar,” sebutnya sembari mengatakan program keluar negri dengan biaya pemerintah saja tidak bnyak diminati. Ia mengaku sampai heran, sebenarnya pengangguran di Kuningan itu tinggi atau tidak.
Ia mengatakan, antara data BPS realita di masyarakat bisa saja tidak sejalan. Atau bisa jadi, ada penumpukan pengangguran karena keahliannya tidak sejalan dengan market kerjaan.
“Secara ilmiah dan akademik, loker ada tapi tidak match dengan kemampuan orang. Penumpukan pengangguran (terjadi) karena keahlian di sekolah (pendidikan) tidak sejalan. Maka kesimpulan saya dunia pendidikan sekarang yang harus menjabarkan kurikulum orientasi pasar,” sebut Elon.
Disinggung setelah jadi Kadisnaker Elon malah paham pentingnya pendidikan, ia seolah mengiyakan.
“Karena persoalan itu (pengangguran) hulunya di pendidikan. Contoh, ada garmen di Kuningan, (harusnya) kurrikulum lokal atau eskulnya ya menjahit dasar,” tuturnya.
Elon, diwawancara hal tersebut sebelum mutasi dan rotasi yang akan digelar Pemkab Kuningan. (eki/deden)