KUNINGAN (MASS) – Dengan membawa spanduk, para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kuningan Punya Ruang, nampak menyambangi Gedung DPRD pagi ini, Senin (13/2/2023).
Mereka, datang untuk audiensi mempertanyakan Gagal Bayar Pemda TA 2022 kemarin. Para mahasiswa itu, juga secara khusus menyampaikan kegelisahan sertifikasi guru yang tak kunjung cair.
Nampak dalam audiensi itu yang digelar di ruang Rapat Paripurna, para mahasiswa diterima Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE (F-PDIP), Wakil Ketua H Dede Ismail (F-Gerindra) dan Saw Tresna (F-Golkar).
Hadir juga M Apif Firmansyah (F-PkB), Dede Sudrajat (F-PKS), Dede Sembada (F-PDIP), Yaya (F-PKS), Ade Jafar Sidik (F-PAN), Rany Febriani (F-Demokrat).
Mahasiswa Kuningan yang mengenyam pendidikan di luar kota itu, mengawali audiensi dengan keprihatinannya soal gagal bayar. Melalui koordinatornya M Hanif, ia mempertanyakan kenapa bahkan dana sertifikasi yang berasal dari pusat, ikut tidak cair.
Menjawab hal itu, Ketua DPRD Nuzul Rachdy mengawali pemaparannya dengan narasi yang lugas. Ia mengakui, adanya gagal hayar ini memang menjadu multi player effect ke sosial masyarakat.
“Belum kita menghadapi kemiskinan ektrim, gagal bayar pihak ketiga (dari pihak ketiga juga jadi tersendat ke bawahnya). Belum lagi sertifikasi guru, ini mengganggu kita,” kata Zul.
Diskusi sendiri nampak masih berlangsung saat berita ini ditulis. Poin-poin soal gagal bayar dan efek yang terjadi baik sebelumnya maupun setelahnya.
Audiensi sendiri, nampak dikawal aparat kemanan. Tanya jawab dari mahasiswa dan DPRD nampak dipercepat karena akan ada agenda Banmus pada pukul 10.00 WIB. (eki)
Robi Kosasih
13 Februari 2023 at 20:28
Gagal bayar termasuk mandeknya tunjangan pegawai ini selain menyangkut penggunaan anggaran negara yang kurang tepat kurang relevan dengan kepentingan rakyat dan tata kelola anggara yang kurang baik, juga menyangkut problem moralitas serta empati pejabat terhadap rakyat kecil ,rakyat miskin.