Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Education

Alumni Buntet: Santri Sekarang Harus Melek Teknologi

LURAGUNG (MASS) – Keluarga besar alumni Buntet pesantren Cirebon yang berasal dari Kuningan melaksanakan silaturahmi akbar di Desa Cirahayu Kec. Luragung, akhir pekan kemarin (7/5/2022). Secara kebetulan Kades Cirnahayu, Supyana pun merupakan salah satu alumni pondok tersebut yang ingin desanya mendapatkan berkah dari Iklab (Ikatan Keluarga Alumni Buntet).

Sejak pagi sampai siang, acara berlangsung lancar. Agenda silaturahmi ini menjadi agenda tahunan organisasi Iklab. Namun dalam dua tahun ke belakang tertunda karena pandemi.

Ketua IKLAB Kuningan, DR. Iim Suryahim, M.Pd.I menuturkan sejak awal ditunjuk oleh para kyai alumni Buntet untuk menjadi ketua IKLAB. Pada organisasi kalangan kyai dan santri, dirinya memaknai ketua bukan kepala, namun sebagai kaki dan tangan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kaki untuk melangkah kemana para kyai menentukan arah, tangan untuk menggapai harapan kemana para kyai menentukan tujuan. Silaturahmi akbar ini menjadi washilah kumpulnya para alumni lintas generasi, alumni yang masih ada yakni generasi angkatan tahun 1970-an hingga saat ini,” ucapnya.

Sambutan atas nama sesepuh alumni diawali oleh Kyai Zainudin asal Lebaksiuh. Ia merasa bersyukur kegiatan IKLAB masih ada. Harapannya para alumni Pesantren Buntet bisa terus meneruskan pesan para kyai dalam I’zzul Islam wal Muslimin menegakkan kemulyaan agama islam serta pemeluknya.

Selanjutnya sambutan atas nama alumni dari kalangan akademisi, DR. Anwar sanusi, MA, sosok dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon menuturkan bahwasannya kalangan santri harus melek teknologi.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Teknologi sebagai penunjang dakwah, sudah saatnya kyai-kyai yang sanad keilmuannya jelas dari kalangan pesantren dalam memberikan pencerahan pemahaman agama ditunjang oleh teknologi,” tandasnya.

Pesantren juga, imbuh Anwar, harus bersinergi dengan perguruan tinggi. Santri sekarang diharapkan bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Hal ini diharapkan menjadi titik balik bangkitnya peradaban Islam, era dimana ajaran Islam diformulasikan juga dikombinasikan antara dimensi spiritualitas dengan rasionalitas.

“Dari situlah Islam menjelma menjadi peradaban dunia yang mampu memposisikan sebagai agama penyebar kabajikan bagi seluruh dimensi kehidupan, Islam yang rahmatan lil a’lamin,” tegasnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sedangkan ceramah dari Kyai Abdul Aziz asal Kertayasa menekankan bahwasanya santri Buntet harus meneruskan pesan kyai untuk mengamalkan ilmunya di masyarakat, dimana pendirinya sosok kyai kharismatik yakni shohibul fadhilah wal karomah mbah Muqoyyim.

“Beliau sampai tirakat atau riyadhoh kepada Allah SWT melalui puasa selama 12 tahun untuk pendirian pondok pesantren kala itu. Dari 12 tahun itu, 3 tahun berpuasa untuk mentirakati para santri Buntet. Maka terjalin ikatan batin antara santri dengan kyai Buntet,” ungkapnya.

Tirakat itu sendiri, jelas Abdul Aziz, sebagai jalan spiritual seorang hamba dalam mendekatkan diri pada Allah SWT, agar ikhtiar yang diperjuangkan serta cita-citanya mendapatkan Ridlo juga berkah dariNYA. (deden)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

(Khutbah Jumat di Mesjid Kampus Al-Ihya Centre) Oleh : Ust. Iim Suryahim, S.S.I.,M.Pd.I (Dosen UNISA Kuningan) Hadirin Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah. Judul khutbah yang...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Hari Santri Nasional merupakan momentum peringatan yang merujuk pada peringatan terjadinya suatu kesepakatan berupa resolusi jihad. Resolusi jihad merupakan seruan atau...

Advertisement