KUNINGAN (MASS) – Sebagai wujud memperingati Hari Batik Nasional upaya melestarikan dan mengembangkan budaya warisan karya anak Bangsa Indonesia, sesuai dengan intruksi dan arahan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kabupaten Kuningan mengapresiasi dengan menggelar Gebyar Layang-layang Batik (Gelatik).
Dari hasil Informasi Penerbangan layang-layang batik ini dilakukan secara daring dan serentak di 297 Kabupaten/Kota di 33 provinsi dengan melibatkan 315 tim dengan perkiraan melibatkan lebih dari enam ribu peserta yang merupakan Tenaga Pendamping Profesional Desa.
Di Kabupaten Kuningan sendiri tak kalah meriahnya gebyar layang-layang batik (gelatik) digelar oleh Tenaga Pendamping propesional (TPP) Kabupaten Kuningan terdiri dari TPP Tenaga Ahli P3MD selaku Koordinator, Pendamping Desa Teknik Infrastruktur (PDTI), Pendamping Desa (PD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD) kurang lebih perwakilan peserta TPP 30 orang dari total TPP 142 Orang.
“Peserta dibatasi dikarenakan untuk menjaga protokol kesehatan, Kegiatan menerbangkan layang-layang di Kuningan ini digelar di lapangan pacuan kuda kuningan dan dilakukan secara virtual juga,” ujar Asep Ageh selaku pendamping lokal Desa (6/10/2020).
Salah satu Pendamping Desa Firman menyampaikan sangat antusias kegiatan “gelatik” ini. Semoga dengan momentum peringatan hari batik nasional ini bisa menjadi bukti kuat terjalinnya peningkatan soliditas dan sinergitas antara tenaga pendamping profesional Kab Kuningan dengan pemerintah desa.
“elain itu mengapresiasi kegiatan ini apalagi di acara virtualnya tadi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar mengatakan Pendamping Profesional Desa di semua tingkatan menunjukkan prestasi yang membanggakan dan luar biasa bagi kepentingan melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa melalui Gelatik 2020,” kata Firman.
Selaku koordinator TA P3MD Kabupaten Kuningan Komarudin Sudana, S.H juga sekaligus koordinator kegiatan Gebyar Layang-layang Batik (Gelatik) mengungkapkan, kegiatan Gelatik dari pendamping desa untuk indonesia tidak hanya sebuah gelaran seremonial belaka dalam rangka memecahkan rekor muri.
“Lebih dari itu bagi kami pendamping kegiatan tersebut secara filosofis adalah sebagai bentuk kebanggaan terhadap batik sebagai warisan budaya nusantara yang sudah diakui oleh Unesco,” ungkap Komarudin.
Melalui kegiatan gelatik diharapkan pula memberi dukungan moril bagi seluruh pengrajin batik terutama UKM untuk terus berkarya meningkatkan produksi ditengah-tengah situasi pandemi covid-19.
Hal lainnya adalah sebagai upaya mengajak kepada masyarakat untuk bangga dengan produk dalam negeri dan memakai dalam aktivitas kesehariannya.
“Karena disamping acara GELATIK seluruh pendamping desa diwajibkan memakai batik mulai tanggal 2-25 oktober 2020 dalam aktivitas kegiatan pendampingan,” pungkasnya. (deden/rl)