KUNINGAN (MASS)- Jembatan Gantung Winduhaji Kecamatan Kuningan akhirnya menjadi viral. Hal ini setelah banyak iberitakan media dan juga diposting diberbagai medsos.
Dari informasi yang kuninganmass.com jembatan yang dibiayai oleh APBN ini baru ramai dikunjungi dalam dua minggu terakhir ini.
Memang sejak beres dibangun pada akhir tahun 2019 banyak dikunjungi. Namun, tidak sebanyak sekarang karena belum banyak yang tahu.
Jembatan ini dibangun bersamaan dengan jembatan gantung Citapen Kecamatan Hantara dan Desa Pangundan Kecamatan Lebakwangi dengan nilai Rp10.029.925.000. Sedangkan jembatan gantung Desa Sukadana Kecamatan Ciawigebang , Desa Datar dan Desa Bunder Kecamatan Cidahu dibiaya negara sebesar Rp9.825.000.000.
Dari pengakuan pengurus Karang Taruna Karang Anyar Kelurahan Winduhaji yang mengatur para pengunjung mengaku, jembatan yang panjangnya 120 meter dengan ketinggian 80 meter dari permukaan sungai ini dalam sehari minimal dikunjungi 500 orang.
“Memang kemarin pada saat Minggu jumlahnya melebih dari 500 orang. Itu diluar prediksi, karena mungkin hari libur,” ujar pengurus karang taruna Abot yang diamini Samson, Minggu (14/6/2020) malam kepada kuninganmass.com.
Ia mengaku, selama ini atas inisiatif dan juga arahan dari pihak Polsek mereka mengatur jumlah pengunjung. Biasanya pengunjung diatur bisa selfie sebanyak 10-15 orang.
Adapun durasinya maksimal 15 menit. Hal ini dilakukan demi keamanan karena kalau terlalu berat berhaya kepada keselamatan.
“Kami tidak meminta apa pun, hanya uang parkir seiklasnya. Kami ingin hasil pembangunan ini dijaga sehingga bukan hanya bisa dijadikan tempat hiburan tapi juga bisa dinikmati oleh anak cucu,” tandasnya.
Melihat pontensi yang bagus seperti ini pihaknya akan melakukan penataan lokasi parkir. Lalu, kalau bisa jembatan itu pada malam hari dipasang lampu sehingga bisa dikunjungi setiap saat.
“Jembatan gantung kan ada enam, kenapa yang ramai Winduhaji? Menurut kami karena tempat ini strategis dan yang terpenting objek wisata belum buka sehingga orang mencari alternatif lain,” pungkasnya. (agus)