KUNINGAN (MASS) – Saat wisuda ratusan santri Ponpes Husnul Khotimah akhir pekan kemarin, Ustad Bachtir Nasir, pencetus 212, berkesempatan hadir. Pengawal fatwa ulama ini diundang untuk memberikan orasi ilmiah. Kepada para santri penghafal Qu’an dirinya mengeluarkan pesan penting.
“Kalau mau bercita-cita jangan yang tanggung-tanggung, bercita-citalah yang paling tinggi. Karena dalam berdoa saja kita minta dimasukan ke Syurga Firdaus, syurga yang paling tinggi,” nasihatnya.
Karena minta kepada yang Maha Besar, imbuh Bachtiar, maka mintalah yang besar. Tidak ada yang kecil jika sudah dikabulkan yang Maha Besar. Apa itu cita-cita yang paling besar cita-cita yang paling tinggi, cari karir cari profesi, yang sudah jelas, sudah pasti membawa masuk syurga.
Menurut surveynya sendiri di lapangan, 90 % alumni tahfidz hilang hafalannya. Menurut dia, itu bukan survey buatan.
“90% alumni tahfidz habis hafalannya. Jadi apa yang ingin saya sampaikan adalah sebuah hal yang besar dengan cara yang sederhana karena mungkin sudah disorientasi, tidak lagi Qur’an menjadi yang paling mulia, untuk itu anak-anakku sekalian, makanya saya katakan tadi, kalau bercita-cita, cita-citalah yang paling tinggi, maka berbahagialah buat orang tua, yang hari ini, anaknya diwisuda menjadi hafidzh dan hafidzhah, alhamdulillah,” tuturnya.
UBN melanjutkan, malaikat Jibril ini menjadi istimewa dibanding malaikat lain. Karena diamanahkan menjadi pembawa wahyu Al-Qur’an.
“Anak-anaku sekalian, ini Qur’an yang sudah ada dalam hati kalian, yang akan membuat kalian menjadi orang besar, orang hebat, orang mulia, Allah Akbar. Khairukum man ta’alamal qur’ana wa alama,” tandasnya.
Di dunia ini ia berhadapan dengan siapa saja, apapun pangkatnya, berapapun hartanya. Bagi UBN, tidak peduli. Karena kemuliaan seseorang tidak diukur dengan itu semua. Hal itu tidak perlu ditakuti, tapi kita harus takut kepada Allah SWT.
“Dan itu sudah kalian miliki wahai anak-anaku sekalian, siap menjaganya (hafalan Al Qur’an). Hati-hati jangan sampai disorientasi, itu malaikat Jibril, yang tadinya malaikat biasa menjadi malaikat yang paling mulia,” ucapnya.
Ada satu bulan biasa, imbuh UBN, yang tadinya bulan biasa di zaman Arab, Ramadhan itu bulan yang sudah ada sebelum diturunkannya al Qur’an. Kenapa menjadi bulan suci, karena diturunkannya Al Qur’an. Kemudian, ada lagi satu malam yang tadinya biasa dibanding malam-malam lain, ternyata khairun min alfi shar. Karena apa tanazalul malaikatu warruh, karena Al Qur’an diturunkan disitu.
“Kalian belum menjadi hafidz sebelum kalian mampu menjaganya, ahlul qur’an berkata, ‘barangsiapa yang mampu memurajaah 5 juz setiap hari, inshaAllah tidak akan hilang hafalanya’ siap?,” tanya UBN kepada para santri.
Dalam kesempatan itu perwakilan wali santri berpantun saat sambutan. Ia bernama Rijaludin SPd.
“Makan duren sama tukang ojek di warung kopi, Husnul Khotimah memang pesantren keren pembentuk generasi berpribadi da’i.
Jalan ke paris beli oleh-oleh tidak lupa mampir ke kota Madinah, jika ingin anak-anak kita sholeh masukan mereka ke Husnul Khotimah,” ucapnya.
Ada testimoni pula dari alumni Husnul yang sedang kuliah di Madinah. Namanya Edgar Hamas, ia menyampaikan melalui instagramnya @edgarhamas.
“Selamat kepada adik-adik yang sudah resmi menjadi alumni Ponpes Husnul Khotimah, HK bukan sekedar tentang tempatnya, tapi tentang sebab-sebab keberkahannya,” tulis Edgar.
Ia melanjutkan, ada sebuah kekuatan yang sulit untuk didefinisikan, yang memungkinkan para alumninya menjadi lebih peka pada problematika umat, lebih tanggap pada peradaban.
“Barangkali rahasianya memang ini, HK diciptakan bukan sekedar untuk mencetak alumni, tapi sudah sejak jauh-jauh hari dibangun untuk menciptakan generasi robbani, itu visi yang tinggi, gelar yang mahal,” kata Edgar. (deden)