KUNINGAN (MASS) – Usai upacara yang dilaksanakan di SMAN 3 Kuningan, guru dan para siswa berlarian masuk ke dalam kelas. Setelah itu mereka langsung bersembunyi di bawah meja karena saat itu tiba-tiba terjadi gempa bumi.
Tidak sedikit dalam kejadian itu ada yang menjadi korban karena terlambat menyelamatkan diri. Oleh Petugas BPBD siswa yang menjadi korban langsung dievakuasi ke luar ruangan.
Apa yang terjadi di SMAN 3 Kuningan itu bukan kejadian bencana sebenarnya, melainkan tengah mengikuti simuslasi evakuasi gempa bumi yang dilaksanakan oleh perwakilan siswa dan guru.
Simulasi evakuasi gempa bumi ini dilaksanakan untuk menguji kemampuan dan tindakan individu/masyarakat secara mandiri, cepat, tepat, dan terarah berdasarkan langkah-langkah kerja dalam melakukan penyelamatan diri dari bencana.
“Ini kegiatan yang kita lakukan usai melaksanakan peringatan Hari Kesiapsiagan Bencana Nasional (HKBN). Tahun ini digelar di SMAN 3 Kuningan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kunngan Agus Mauludin SE, Jumat usai upacara.
Agus menyebutkan, peringatan HKBN dipimpin oleh Asda 2 Setda Kuningan Drs H Dadang Supardan MSi, diikuti oleh 794 peserta yang berasal dari guru, staf dan siswa. Lalu, BPBD Kuningan, Kwarcab Pramuka Kuningan, Baz Tanggap Bencana, Senkom Mitra Polri, DT (Darul Tauhid) Bencana dan tim trauma centre.
Diterangkan, Pemkab Kuningan dalam pengurangan risiko bencana telah membuat kebijakan peraturan daerah tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana, sesuai dengan undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana, dan bertepatan pada hari ini yakni Jum’at 26 April 2019 BPBD memperingati 13 tahun disyahkannya undang-undang nomor 24 tahun 2007 dan 3 tahun dilaksanakannya HKBN.
“Untuk Kabupaten Kuningan HKBN difokuskan kepada para pelajar berlokasi di SMAN 3. Hal ini dalam upaya meningkatkan budaya siaga dan budaya tanggap bencana di kalangan pelajar serta dalam menyukseskan program sekolah madrasah aman bencana serta program kabupaten kuningan resilince society,” ujar Agus lagi.
Resilince society yaitu mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana. Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media masa, yang digambarkan peran dan tanggung jawab kelima sektor tersebut harus bersama-sama proaktif dari penanganan darurat menjadi pengurangan risiko bencana.
“Dengan agenda peringatan HKBN diharapkan adanya persamaan persepsi dan sinergitas dalam pengurangan risiko bencana secara cepat, tepat, terpadu, dan berkesinambungan,” ujar Agus.
Selain itu, meningkatkan solidaritas kesetiakawanan para pelajar di Kabupaten Kuningan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, pada saat tanggap darurat bencana dengan memberikan bantuan sumber daya manusia.
Lalu, meningkatnya wawasan para pelajar melalui simulasi, komunikasi, informasi dan edukasi bencana sehingga dapat memberikan perlindungan dari ancaman, risiko dan dampak bencana baik bagi pribadi maupun masyarakat sekitarnya.
“Dan poin ke empat menumbuhkan budaya tanggap dan siaga bencana melalui peningkatan budaya kearifan lokal,” ujarnya. (agus)