KUNINGAN (MASS)- Tanggal 17 April merupakan hari yang ditunggu warga Indonesia untuk menyalurkan hak politiknya, tak terkuali warga Kuningan. Bagaimana dengan warga Kuningan yang mayoritas perantau?
Tenyata hasil penelusuran kuninganmass.com tidak semua warga Kuningan yang ada di perantauan memillih untuk mudik. Berbagai alasan mereka tidak mudik, ada yang memutuskan milih perantauan dan juga tidak mudik karena tengah menunggu warung (bekerja).
Seperti diketahui warga Kuningan banyak yang bekerja disektor non formal sebagai pedagang. Istilah BRI (Bubur Rokok Indomie) dan BCA (Bubur Cai Asongan) melekat pada warga yang wilayahnya ada paling timur di Jabar ini.
“Saya tidak mudik karena tengah menjaga warung. Banyak warga lain juga tidak nyoblos di kampung karena mencari nafkah ini lebih penting ,” ujar Maman warga Desa Cijeit Kecamatan Ciniru.
Hasil konfirmasi kuninganmass.com dengan beberapa Kepala Desa di Gunung Sirah Kecamatan Darma, Gunung Aci Kecamatan Subang, Desa Citiusari Kecamatan Garawangi, Kades Cipakem Kecamatan Maleber dan Kades Pinara Kecamatan Ciniru menyebutkan, perantau tidak semua mudik. Ini tentu akan membuat partisipasi tidak mencapai 100 persen.
“Perantau hanya mudik sebagian mereka memilih tinggal diperantuan karena mencari nafkah. Ditempat kami ada 8 TPS dengan hak pilih 2000-an,” ujar Kades Gunungsirah Totong.
Terpisah, Ketua KPU Kuningan Asep Fauzi mengaku, selama ini pihak selalu berupaya agar para perantau mudik pada saat Pemilu. Tapi, tentu semu kembali kepada masing-masing warga.
“Di grup-grup FB khusus perantau pun kami sering memberikan infomasi terkait Pemilu. Meski kurang direspon kami tidak bosan-bosanya terus mengabarkan kepada mereka,” jelas Asfa.
Sekedar informasi jumlah hak pilih warga Kuninga adalah 851.417 jiwa, dengan rincian pemilih laki-laki berjumlah 428.827 orang dan pemilih perempuan berjumlah 422.545 pemilih. Jumlah ini tersebar di 32 kecamatan, 376 desa/ kelurahan dan 3.566 TPS. (agus)