KUNINGAN (MASS) – Ikatan Pelajar Mahasiswa Kuningan (IPMK) Yogyakarta belum lama (28/4/2018) menggelar Milangkalanya yang ke-63 di Asrama Kujang (Yogyakarta). Tema yang diangkatnya ‘Rempug Sauyunan Ngawangun Integritas Mahasiswa anu Nyaah ka Lemah Cai’.
Kegiatan ini merupakan bentuk syukuran sebagai warga sunda. Hal ini ditandai dengan adanya pemotongan tumpeng serta kajian kebudayaan Sunda Wiwitan oleh Ki Demang Wangsafyudin dan Dewi Kanti selaku narasumber utama.
Dewi Kanti yang juga sebagai Ketua Yayasan Tri Mulya Tri Wikrama, mengapresiasi kegiatan yang ‘anti-mainstream’ ini. Dia pun memberikan amanah dan motivasi kepada para mahasiswa agar mampu untuk memantapkan identitas kesundaannya.
”Ada 5 jati diri yang perlu dimantapkan dan diimplementasikan yakni welas asih (kasih sayang), undang usut (rasa hormat), tatakrama, budi daya-budi bahasa dan wiwahah (pertimbangan). Kelima ajen/jati diri ini adalah modal sosial yang mampu mengikat antar sesama masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini dihadiri pula oleh para tokoh masyarakat setempat, HMKI serta berbagai komisariat di daerah Yogyakarta. Dalam kesempatan itu, Dewi Kanti pun mengeluarkan pesan kaitan dengan pesta demokrasi yang tengah dijalani. Dia mengingatkan terkait Pilkada agar mahasiswa mampu untuk mempertahankan jati dirinya masing-masing.
“Dengan melihat konstelasi pilkada serentak, terutama kondisi politik di Kuningan adalah tantangan jangka pendek saat ini. Nah, bagaimana para warga, khususnya mahasiswa mampu mempertahankan jati dirinya agar tidak terjebak pada situasi yang mengerdilkan esensi wiwahah sebagai salah satu jati diri kesundaan. Karena jati diri suatu bangsa adalah representasi,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua IPMK Fazanullah berharap agar mahasiswa perantau bisa lebih mengenal akan budaya sendiri. “kami menyadari, kami ini adalah asset daerah yang akan melanjutkan cita-cita Kuningan. Oleh karena itu, bagaimana caranya kami selaku mahasiswa rantau lebih mengenal dan menjaga kekhasan budaya daerah sendiri,” ucap Fazanullah. (argi)