KUNINGAN (MASS) – Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kuningan, Hj Neneng Hermawati SE MA, mengaku menerima keluhan dari pedagang sekitar sekolah, pasca adanya program MBG (Makan Bergizi Gratis).
Ia menilai, program MBG ini di satu sisi banyak nilai positif-nya. Namun sisi lain, ada kekhawatiran juga soal pedagang sekitar sekolah, karena pemasukannya berkuranh, justru jatuh ke jurang kemiskinan.
Neneng menjabarkan di Kabupaten Kuningan ini, masyarakat yang masuk kategori desil 1 (kelompok miskin esktrim) sekitar 43 ribu. Jika ditambah dengan desil 2 (miskin dan rentan miskin) ada sekitar 80 ribu.
“Satu sisi, banyak nilai positifnya. (Tapi) Kalo penghasilan mereka (para pedagang) berkurang, (bisa berpotensi) miskin ekstrimnya nambah,” kata Hj Neneng.
Ia mencontohkan, jika selama ini penghasilan pedagang mencapai 1 juta perbulan, saat ini misal jadi 500 ribu, maka kategori mereka turun dari tentan miskin ke sangat miskin.
Sebelum membahas potensi naiknya angka kemiskinan, Hj Neneng bercerita curhatan pedagang kepada dewan, misal saat kunjungan ke sekolah penerima MBG.
Para pedagang mengaku kesulitan mencari uang, karena jajanannya tidak laku, sebab banyak anak yang jajannya berkurang. Padahal, kata Neneng menirukan curhatan pedagang, bagi mereka uang Rp 2 ribu jajan anak-anak itu sangat berarti, susah payah dicari.
“Kita gak bisa ngomong (pas pedagang curhat itu),” jelas Neneng sembari mendoakan rezeki para pedagang bisa naik dari tempat lain.
“Harus jadi evaluasi bersama, kita hanya bisa mengevaluasi, menyuarakan supaya kedepan lebih baik, UMKM lebih diperhatikan, kasihan lah mereka. Kalo (dewan) lagi survey ke anak sekolah, kita sampai jajan (borong ke pedagang), sok dibagikeun kasihan,” tuturnya sembari mengamini, bahwa apa yang dilakukan pedagang itu tak lain hanya ingin menghidupi keluarga mereka di rumah. (eki)
