KUNINGAN (MASS) – Suasana di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kamis (14/8/2025) terasa berbeda. Di setiap sudut kelas, ratusan santri kelas 12 tampak tegang sekaligus antusias. Ada yang sesekali terlihat menghafalkan ayat dan hadits, menarik napas panjang, sementara sebagian lainnya mencoba mengurangi ketegangan dengan bercanda ringan bersama teman seangkatan.
Mereka bukan sedang menghadapi pelajaran biasa, melainkan sebuah kegiatan tahunan yang krusial: Ujian Khitobah. Ini bukan sekadar ujian, melainkan pintu gerbang menuju kelulusan dan pembentukan karakter.
Ujian Khitobah atau ujian pidato ini menjadi syarat wajib bagi setiap santri kelas 12. Tujuannya sederhana namun mulia: membekali mereka dengan kemampuan public speaking yang mumpuni.
āKami berharap para santri dapat menjadi orator-orator ulung yang mampu menyampaikan gagasan-gagasan brilian mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional,ā ujar Ustadz M Arifin, Lc Kepala Urusan Bahasa Pondok Pesantren Husnul Khotimah.
Lebih lanjut ustadz Arifin mengatakan bahwa ujian ini dirancang dalam tiga tahapan. Tahap pertama, yang baru saja dimulai pada 14 Agustus 2025, adalah pidato dalam Bahasa Indonesia. Tahap ini menjadi fondasi awal untuk menguji keberanian dan cara penyampaian pesan yang jelas.
Pekan berikutnya, tepatnya 21 Agustus 2025, mereka akan kembali diuji dengan pidato Bahasa Inggris. Puncaknya, pada 28 Agustus 2025, kemampuan mereka akan diuji dalam pidato Bahasa Arab.
Di dalam kelas-kelas, para santri berdiri satu per satu secara bergantian di depan adik-adik kelas mereka dan seorang ustadz penguji. Mereka tidak hanya dituntut menguasai materi, tetapi juga harus mampu mengendalikan diri, membangun kepercayaan diri, dan meyakinkan audiens.
Dengan adanya ujian ini, diharapkan lulusan Pondok Pesantren Husnul Khotimah tidak hanya memiliki ilmu agama yang mumpuni, tetapi juga memiliki soft skill yang kuat, khususnya dalam hal komunikasi dan kepemimpinan. (didin)
