KUNINGAN MASS – Maraknya aksi tawuran yang terjadi di Kabupaten Kuningan, baik dalam skala kecil maupun besar, menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Tawuran bukan sekadar konflik antar kelompok, namun sudah menjadi tindak kriminal sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), khususnya Pasal 170 tentang kekerasan di muka umum.
Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK), Sandy Rizkya, turut menanggapi fenomena tersebut. Ia menilai tawuran membawa dampak buruk secara moral maupun moril bagi generasi muda dan masyarakat secara luas.
“Hal ini menandakan pentingnya pengawasan orang tua, termasuk pengawasan dalam segi pergaulan. Kemudian pengawasan dari aparat juga harus ditingkatkan sebagai upaya pencegahan,” ujar Sandy, Rabu (14/5/2025).
Ia menekankan, tawuran tidak bisa dipandang remeh karena bisa berujung pada luka fisik, trauma, hingga kematian. Selain itu, peristiwa tersebut juga mencoreng nama baik daerah dan melemahkan semangat pendidikan serta pembangunan karakter generasi muda.
Lebih lanjut, Sandy menyinggung kebijakan Gubernur Jawa Barat terkait pendidikan berbasis barak militer sebagai salah satu solusi penanganan kenakalan remaja. Menurutnya, langkah tersebut bisa menjadi solusi jangka panjang asalkan dengan implementasi yang dilakukan secara tepat dan terukur.
“Selama program itu diselenggarakan dengan baik, maka bisa menjadi salah satu solusi. Namun, tentu penanganan kenakalan remaja tidak bisa hanya mengandalkan pendidikan ala militer,” jelasnya.
Sandy juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan orang tua. Ia menilai kolaborasi yang berkelanjutan akan memperkuat upaya pencegahan dan pembinaan remaja. Salah satu langkah penting yang harus dilakukan, menurutnya, adalah meningkatkan sosialisasi tentang ilmu parenting kepada para orang tua.
“Parenting menjadi fondasi utama dalam pendidikan karakter anak. Pendidikan formal dan non-formal tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan dari rumah. Maka, sosialisasi dan pendampingan kepada orang tua harus terus digencarkan,” tambahnya.
ia berharap dengan meningkatnya kesadaran kolektif dan langkah strategis dari semua pihak, kejadian tawuran di Kuningan bisa ditekan dan tidak menjadi budaya yang terus berulang di kalangan generasi muda. (didin)
