KUNINGAN (MASS) – Progres pengadaan PJU Kuningan Caang Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kuningan, ternyata sudah mencapai 72% (persen).
Hal itu disampaikan PPK Susan, kala dilakukannya kunjungan DPRD ke salah satu workshop pembesian dan begisting PJU tersebut.
Susan mengawali dengan pekerjaan ini terbagi atas 5 paket, mulai dari 1-5 area pekerjaan (wilayah).
“Total PJU ini adalah 7314 titik yang tersebar di 376 desa/kelurahan. Progres pekerjaan 72% dari keseluruhan,” kata Susan, Kamis (21/9/2023) kemarin.
Dikatakan, proses pengerjaan itu terbagi atas pabrikasi dan pengerjaan lapangan. Pabrikasi, mulai dari pengadaan lampu, tiang dan sebagainya.
Kemudian, ada juga worksop pembesian dan begisting yang lokasinya ada di dua tempat. Gudang panawuan dan Lebakwangi.
Sedangkan, proses pekerjaan lapangan muli dari galian, pengecoran, pemasangan tiang dan kelistrikan. Itu semua, kata Susan, sudah mencapai 72%.
“Sisa waktu sekitar 60 hari kerja, kontrak sampai 6 Desember 2023, bisa diperpanjang dengan adendum dengan ketentuan tidak boleh lewat tahun,” jelas Susan.
Kalo pekerjaan lewat tahun, akan ada denda bagi kontraktor setiap harinya.
“Sisa 600 galian, kapasitas pekerja galian 80 lubang jadi kalo diestimasi, masa ada spare waktu,” sebutnya.
Kemudian, untuk pengecoran yang belum dikerjakan adalah 4300 lubang. Adapun kapasitas kerjanya bisa mencapai 200 lubang perhari.
“Kalo sesuai time schedule, bisa dikejar (sebelum kontrak berakhir),” tuturnya.
Adapun soal pembayaran, lanjut Susan, sesuai kontrak akan diprioritaskan di akhir pasca selesainya pekerjaan. Pembayaran dilakukan untuk yang sudah terpasang (lampu aktif menyala).
Senada, konsultan Pengadaan PJU Fahmi, menjelaskan bagaimana penempatan titik dikaji dan ditetapkan. Ia mengaku, dalam perjalanannya sudah sekitar 7 kali pertemuan baik dengan pihak desa maupun kecamatan.
“Jadi perjalanan penetapan titik ini panjang, dan semua kita akomodir dan hasilnya itu insya allah terbaik untuk Kuningan,” jelasnya.
Awalnya, kata Fahmi, ada 2 konsep yang ditawarkannya sebagai konsultant ke Dishub, Pertama program menerangi ruas jalan. kedua menerangi desa.
Meski mungkin sebenarnya Dishub lebih dekat ke pilihan pertama. Namun sesuai petunjuk Bupati dan stakeholder, akhirnya yang dipilih pertama adalah program menerangi desa.
“Pertama mengamankan dulu amanat dari stakeholder, minimal 10 titik perdesa,” ujarnya.
Kemudian, sisanya ia sebar di banyak titik. Di perjalanan, ia mengaku mendapat masukan baik dari Kades, Dewan dan sebagainya yang memang harus diakomodir.
“Dan (sisa) itu ditempatkan pertama di blank spot, tempat gelap. Fokus di daerah itu. Kedua dibagikan kembali ke perbatasan antar desa dan perbatasan antar kecamatan,” tuturnya.
Kemudian, sisa lainnya diprioritaskan ke “wajah” Kuningan. Yang dipilih adalah Jalan Lingkar dan Jalan Siliwangi (Jalur Protokol) Kuningan.
Ia, kemudian menjelaskan pertanyaan tentang kenapa pemasangan 10 titik di sekitar balai desa, Fahmi mengatakan itu memang belum selesai.
Hasil akhirnya nanti akan ada di batas desa dan batas kecamatan yang diterangi. Memang ada jatahnya.
Pun begitu soal PJU sekitar balai desa yang tadinya sudah terpasang, lampu merkuri. Itu akan diganti. Lampu merkuri, cost pemeliharaanya tinggi dan bisa menyebabkan defisit.
Ia mengatakan, jika ada yang bertanya kenapa lampu di sekitar desa ditambah, itu memang belum selesai. Nanti pasca pemasangan Kuningan Caang, lampu sebelumnya akan diturunkan.
“Kita liat karya Dishub itu seperti apa (nantinya). Tidak ada lampu mubajir, tidak ada penempatan mubajir, ada justifikasi teknisnya,” ungkapnya. (eki)
Video :