KUNINGAN (MASS) – Desa Dukuhbadag Kecamatan Cibingbin, jadi sasaran observasi mahasiswa Fakultas Teknik Unisa Kuningan. Mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu itu seperti teknik mesin, teknik informatika, dan teknologi pangan, melakukan observasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan lokal yang dihadapi oleh masyarakat desa.
Nantinya, hasil dari observasi ini menghasilkan sejumlah inisiatif yang juga solutif. Desa dengan masyarakat yang hidup dari pertanian dan peternakan sapi Pasundan itu, diapit oleh 2 sungai besar Cikaro dan Cijangkelok. Tapi anehnya, malah mengalami kekeringan. Dan hal itu menghambat pertumbuhan tanaman dan kesejahteraan peternak.
Hal itulah yang coba dipecahkan mahasiswa Fakultas Teknik Unisa. Mereka, meluncurkan inovasi teknologi “HIDRAM” yang bertujuan untuk mengatasi masalah kekeringan di lahan pertanian desa. Dengan memanfaatkan teknologi HIDRAM, inovasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan ketersediaan air bagi pertanian lokal, yang selama ini terhambat oleh keterbatasan pasokan air.
Desa Dukuhbadag sendiri merupakan penghasil komoditas Sapi Pasundan terbesar Jawa Barat.
“Maka dari itu, Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika ingin menghadirkan aplikasi pendataan sapi. Mengingat Desa Dukuhbadag merupakan salah satu komoditas sapi Pasundan terbesar, aplikasi ini akan memudahkan petani dalam mengelola kualitas daging sapi serta pangsa pasar daging sapi. Dengan hadirnya aplikasi, diharapkan potensi peternakan sapi dapat lebih teroptimalkan dan memberikan kontribusi ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat Desa Dukuhbadag,” ujar Renis Amarulloh Sekertaris kegiatan.
Bukan hanya peternakan, potensi desa tersebut juga penghasil komoditas jagung terbesar di Kabupaten Kuningan. Sehingga, lanjutya, menjadi sebuah keresahan dari para mahasiswa teknologi pangan bagaimana pra dan pasca tanam dari komoditas jagung itu sendiri, guna menghadirkan inovasi dari pra sampai pasca panen. sehingga bisa meningkatkan kualitas dan produktifitas jagung itu sendiri
“Ini adalah contoh nyata kolaborasi lintas disiplin ilmu yang menghasilkan solusi konkret bagi masalah yang dihadapi oleh masyarakat lokal,” imbuhnya.
Ketua pelaksana Madani, mengharapkan bahwa inisiatif ini tidak hanya memberikan solusi bagi masalah lokal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi upaya kolaborasi serupa di daerah-daerah lain.
“Dengan giat kita selama 3 hari ini semoga kawan kawan mahasiswa teknik mampu mengembangankan potensi diri, potensi himpunan, serta potensi masyarakat sekitar,” ucapnya di akhir. (eki)