KUNINGAN (MASS) – Bupati Kuningan Acep Purnama menyampaikan bahwa partainya, PDIP, menolak kenaikan harga BBM. Pernyataan tersebut disampaikan setelah selesainya aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM yang dilakukan oleh OKP Cipayung Plus dan Aliansi Mahasiswa Bersama Masyarakat Kuningan (Ambek), Jumat (9/9/2022).
“Kami jujur aja, dari PDI Perjuangan menolak,” ungkap Acep, saat diwawancarai, Jumat (9/8/2022).
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy saat diwawancarai oleh wartawan. Ia juga menolak kenaikan harga BBM yang diputuskan pemerintah pusat.
“Loh, memangnya kenapa kalo (saya) PDIP? Itu kan keputusan pemerintah pusat,” ungkapnya.
DPRD Kabupaten Kuningan sendiri sudah menyatakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM saat Hari Jadi Kota Kuningan ke-524.
“Saat hari jadi kemarin, tanggal 1 September, di hari yang sakral, dalam pidato saya, secara resmi menyatakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM,” ungkap Nuzul saat audiensi dengan massa aksi.
Massa aksi terdiri dari organisasi kemahasiswaan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam, PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), yang tergabung ke dalam OKP Cipayung Plus.
Ikut juga dalam aksi tersebut BEM Universitas Islam Al-Ihya (Unisa), dan BEM STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Kuningan. Adapun BEM Universitas Kuningan (Uniku) tidak mengikuti aksi unjuk rasa kali ini.
Selain mahasiswa, massa aksi terdiri dari berbagai komunitas ojek online, di antaranya GBK, SKUCI, Child On, OCK, GGK, Laleur Hejo, Bagasi, Gasruk, dan Laskar Rahayu.
Massa aksi mulai datang ke depan gedung DPRD pada pukul 15.30, selesai pukul 16.30. Aksi unjuk rasa ini berjalan tanpa ada bentrokan. (asep/mgg)