KUNINGAN (Mass) Selama Ramadhan semua sektor usaha mengalami lonjakan permintaan, tak terkecuali pembuat kue kering di Kuningan. Mereka mengaku jumlah pesanan mengalami lonjakan yang sangat luar biasa.
Bahkan pesanan bukan hanya datang dari warga Kuningan saja. Namun juga dari luar kota. Hal ini karena produk dari Kuningan memiliki kualitas.
Seperti yang dirasakan Cicih Kasih perajin kue kering asal Desa Karoya Kecamatan Cipicung. Ia mengaku saat ini pesanan terus meningkat 10 kali lipat dari hari-hari biasa.
Meski harus kerja ekstra kata dia, tapi hal ini tentunya menyenangkan karena kue yang diproduksinya banyak diminati.Ia sendiri menambah karyawan menjadi enam orang dari biasa dua orang
“Sebenarnya permintaan sejak menjelang puasa sudah ramai. Apalagi kini menjelang lebaran permintaan meningkat tajam. Saya sampai tidak bisa kemana-mana karena terus menerus mengerjakan pesanan,” ungkap Cicih kepada kuninganmass.com, sabtu.
Dikatakan, meski di Kota Kuda banyak pembuat kue tapi karena masing-msing memiliki konsumen maka tidak ada kendala. Ia sendiri memproduksi delapan varian kue kering.
Mengenai harga kata ibu dua anak ini adalah relatif murah karena dijual mulai dari Rp25 ribu, Rp40 hingga Rp50 ribu. Dari delapan jenis kue salju, sarang semut, nastar, keju dan coklat kurma yang paling banyak di pesan.
“Saya menerima yang pasti-pasti saja. Jadi di rumah tidak menyediakan stok. Setiap beres kue langsung dikirim,” ucap perempuan yang sudah empat tahun menggeluti usaha ini.
Pesanan bukan hanya dari Kuningan tapi juga datang dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Kue hasil produksinya semakin dikenal karena oleh Disperindag dan KTNA sering diajak pameran di luar kota.
“Belum lama ini saya ikut pameran di Aceh bebarapa hari dan Alhamdulilah keu hasil produski saya sangat diminati,” ucapnya.
Bukan hanya, Cicih, Ely Said Kartika warga Desa Cihaur Kecamatan Ciawigebang Kuningan juga merasakan hal yang sama. Bagi dia, membuat kue bukan hanya mencari uang tambahan untuk lebaran tapi juga mengembangkan bakat dalam membuat kue.
“Sehari-hari saya juga bekerja. Tapi pada saat puasa selalu membuat kue kering. Saya hanya mengerahkan ada yang mengerjakan dan yang terpenting membantu ibu-ibu di sekitar rumah yang butuh penghasilan,” ucap Eli. (agus)