KUNINGAN (MASS) – Kabar sembilan orang yang dinyatakan positif swab menghebohkan semua warga Kuningan. Pasalnya, Kuningan sudah nol kasus.
Kejadian ini menjadi pukulan telak, ketika semua bersiap menyambut Adaptasi Kebiasan Baru. Atas Kejadian itu pemerintah akhirnya menetapkan Kuningan PSBM alias Pembatasan Sosial Berskala Mikro.
Dari sembilan orang itu kuninganmass.com berhasil menghubungi dua orang yang dua-duanya adalah Kepala Desa. Yang pertama adalah Kades Ancaran Kecamatan Kuningn Iing Thohirode.
Ia mengaku tidak percaya bahwa terkena virus corona. Pasalnya kondisi badannya sehat dan tidak ada gangguan sama sekali.
“Saya sampai saat ini tidak yakin saya kena covid-19. Kalau terkena flu biasa saya percaya,” ujar Iing kepada kuninganass.com, Kamis (2/7/2020) pagi.
Iing mengaku, pada tanggal 18 Juni 2020 ketika ditest swab di Pandapa berbarengan dengan pemeriksaan jatung ke rumah sakit Hasna.
Setelah usai ia pun ke rumah sakit dan ketika menunggu obat memutuskan kembali lagi ke lokasi swab untuk melihat. Pada saat diperiksa kondisi hidungnya meler atau keluar cairan.
Ia mengaku, pada saat test hanya diambil dari hidung. Sedangkan dari tenggorakan tidak. Begitu beres pulang dan tidak curiga.
“Saya kaget karena tiba-tiba ditetapkan positif swab. Saya sehat tidak apa-apa maka agak aneh. Kalau sakit jantung iya karena tengah proses pengobatan,” jelasnya.
Terkait tidak mau isolasi di RS, dan memilih isolasi mandiri karena merasa sehat dan kalau di RS eks CI takut tidak bisa tidur. Hal itu bisa mengganggu dirinya dan warga yang lain.
“Saya pasti akan menuruti aturan pemerintah. Di rumah lebih nyaman dan berharap bisa diswab kembali karena sudah lebih dari 2 minggu,” tandasnya yang membenarkan pernah bersalamman dengan Wabup HM Ridho Suganda pada saat bermain bola di Ancaran.
Terpisah, Kades Cibentang Kecamatan Kramatmulya Yuyun Yulianingsih mengaku, hari pertama mendengar kabar divonis positif swab ia panik dan stres.
“Tidak panik gimana? Selama ini saya sehat-sehat saja tidak ada masalah, mangkanya saya berani swab,” ujar Yuyun.
Ia menerangkan, selama terjadi pemaparan covid-19 tenaga, pikiran terkuras, tapi ia bersyukur Allah memberikan kekuatan untuk menanggulangi covid di desa Cibentang.
Yuyun yang dilantik 2019 mengaku tidak pernah mengeluh sakit. Setiap hari semangat bekerja ke baldes, sehingga ketika divonis antara percaya dan tidak, karena ia merasa sehat tapi kenyataannya setelah diswab positif.
“Bingung pak say, ya sudahlah saya mengikuti aja aturan pemerintah harus di isolasi. minta doanya saja semoga saya cepat sembuh dan cepat selesai permasalahan ini,” tandasnya.
Hal ini agar semuanya menjadi nyaman terutama buat masyarakat Cibentang dan orang-orang yang sudah berinteraksi dengan dirinya .(agus)