KUNINGAN (Mass) – Pernyataan Kabid Pemberdayaan PAUD dan Dikmas Dinas Pendikbud, Elon Carlan terkait pungutan Rp 100 ribu, ditanggapi miring salah seorang anggota DPRD, Rudi O’ang Ramdhani SPdI. Dia menilai tidak logis jika pungutan tersebut atas inisiatif PAUD itu sendiri.
“Gak logis lah. Masa inisiatif nilainya seragam. Apalagi kita tahu sendiri, berapa sih gaji guru PAUD? Uang seratus ribu itu sangat berharga bagi mereka,” ketus politisi asal PKS itu kepada kuninganmass.com, Rabu (12/4/2017).
Saat ditanya apakah itu masuk kategori pungutan liar (pungli), Rudi balik bertanya. “Ada regulasinya gak pungutan tersebut? Kalau gak ada ya berarti pungli,” tandas pria yang tinggal di Kecamatan Darma tersebut.
Jika patokannya adat ketimuran, imbuh Rudi, terdapat nilai kewajaran ketika PAUD memberikan tanda terima kasih atas kucuran dana bantuan operasional dari pusat. Namun nilainya tidak besar dan tidak ada penyeragaman.
“Kalau kucuran bantuannya cuma sejuta misalnya, dipotong seratus ribu kan jadi berkurang banyak. Kita tahu kondisi PAUD di Kuningan seperti apa sih. Uang segitu sangat berharga. Kalau inisiatif berarti nilainya variatif tidak ada penyeragaman,” ucapnya.
Menurut dia, PAUD merupakan lembaga pendidikan dasar bagi anak-anak usia dini. Dari namanya pun hanya taman bermain yang kelak bisa diasah menjadi generasi penerus bangsa. Jika ingin ada penghasilan, Rudi berharap agar tidak menyedot dari PAUD.
“Ada celah dari yang lain lah. Sudah mah kondisi PAUD seperti itu, kasihan mereka. Apalagi momentumnya seperti sekarang,” pinta Rudi.
Dari masalah tersebut, dirinya menduga ada jembatan antara Dinas Pendikbud dengan organisasi PAUD. Ini jangan sampai dianggap sepele lantaran akan terus jadi tradisi yang merugikan banyak pihak. Untuk itu, ia berharap agar para pihak terkait bisa menemukan siapa oknum dibalik pungutan tersebut.
“Komisi IV DPRD yang membidangi pendidikan saya berharap agar mampu mencari oknumnya. Jangan hanya jadi penonton. Begitu pula para pihak terkait lainnya seperti tim saber pungli yang saya pikir canggih dalam menelusurinya,” harap Rudi yang kebetulan duduk di komisi I. (deden)