KUNINGAN (MASS) – Meski sudah direstui, upaya Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) untuk mengawinkan dua ekor macan tutul bernama Slamet Ramadhan dan Rasi di Ciremai kelihatannya belum berhasil. Pasalnya, si Slamet belum juga mendekati si Rasi dalam tiga pekan ini.
“Rasi sudah tiga minggu menjalani proses habituasi. Tapi sampai sekarang Slamet Ramadhan belum menghampiri,” ujar Kepala BTNGC, Teguh Setiawan SHut MM kala berada di Stasiun Riset Bintangot, Kamis (24/2/2022).
Padahal, pihaknya sudah memasang kandang jebak untuk Slamet Ramadhan. Tujuannya disamping untuk mengawinkan, juga akan melepaskan kalung GPS di leher yang khawatir akan mencekiknya.
“Karena kan Slamet sudah besar, sejak dilepasliarkan tahun 2019 lalu. Nanti bisa mencekik lehernya karena semakin sempit. Kita akan ganti (kalung GPSnya, red) disamping untuk dikawinkan dengan si Rasi,” terangnya.
Slamet dan Rasi ini merupakan spesies yang sama, macan tutul. Keduanya tidak bisa kawin dengan spesies yang berbeda. Di Ciremai, saat ini baru Slamet Ramadhan yang hidup di sana tanpa ada yang menemani.
Rasi yang sedang dihabituasi disiapkan oleh BTNGC untuk menjadi pasangannya. Namun Slamet belum menemukannya. “Meski begitu, kalau ternyata si Slamet belum mendekati si Rasi, pada 5 Maret nanti kita akan lepasliarkan si Rasi biar nanti bertemu dengan si Slamet,” harapnya.
Teguh belum mengetahui posisi Slamet saat ini. Pasalnya, kalung GPS yang dikenakan Slamet sudah tidak lagi memancarkan sinyal. Deteksinya mengandalkan tangkapan kamera yang dipasang di beberapa titik.
“Pada Oktober 2021 Slamet terdeteksi di Malarahayu Majalengka. Dia turun ke bawah tapi ketika melihat petani, dia naik lagi. Ada kemungkinan Slamet ini sedang mencari jodoh. Karena di situ tidak ada kandang ayam atau ternak lain,” ungkap Teguh.
Untuk itu, Rasi disiapkan sebagai pasangan Slamet. Setelah berkembangbiak, Teguh mengatakan, populasinya harus dibatasi maksimal 5 ekor saja ditinjau dari luas areal TNGC. (deden)