KUNINGAN (MASS) – Sosok baru yang akan meramaikan bursa Pilkada 2024 di Kuningan mulai menunjukan keseriusannya. Sosok baru tersebut seorang dokter, cucu dari mantan Bupati Kuningan periode 1967-1973, HR Aruman Wirananggapathi.
Nama lengkap bakal calon bupati ini yaitu dr. R. Deni Wirhana Surjono Wirananggapathi SpOG.Subsp.KFm. Ia terbilang pribadi yang membawa beban berat sejarah dan warisan keluarga yang kaya. Menilik riwayat hidupnya, kita menjumpai kisah hidup yang sarat dengan pengorbanan, dedikasi, dan semangat melanjutkan perjuangan keluarganya.
Jejak Awal Hidup dan Pendidikan
dr. Deni lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang memiliki tradisi pelayanan pada masyarakat. Dari kecil, ia sudah dikenalkan dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Semangat untuk berbuat yang terbaik untuk Kabupaten Kuningan telah tertanam dalam budi pekertinya sejak usia dini.
Perjalanan pendidikannya menjadi fase krusial yang membentuk pandangan dan komitmennya terhadap pembangunan daerah. Menyelesaikan studi kedokteran dan spesialisnya, dr. Deni tidak hanya mengasah pengetahuannya dalam bidang kesehatan, tetapi juga mengembangkan kepekaan sosialnya terhadap beragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Panggilan untuk Pelayanan Publik
dr. Deni tidak sekadar berlari dalam arena politik untuk memperebutkan kursi bupati. Ia melihat kampanye dan pencalonannya sebagai panggilan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kabupaten Kuningan. Dedikasi ini terpancar dari keinginannya untuk melihat kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan merata di seluruh pelosok kabupaten.
Menelusuri Kiprah Bupati Terdahulu: Warisan dan Tantangan
Mengulas sejarah pemilihan bupati sebelumnya di Kabupaten Kuningan membuka lembaran-lembaran sejarah yang kaya akan pengalaman dan tantangan. Sejak Kuningan ditetapkan sebagai daerah tingkat II pada 1950, 27 bupati telah memimpin, dan setiap sosok tersebut menyimpan cerita uniknya masing-masing. Tantangan dan keberhasilan mereka membentuk lanskap politik dan pembangunan di Kabupaten Kuningan.
Bupati terpilih tahun 2019, H. Acep Purnama S.H, M.H, dan pasangannya M. Ridho Suganda, meninggalkan jejak kepemimpinan yang patut dicermati. Namun, melangkah ke era Pilkada 2024, munculnya dr. R. Deni Wirhana Surjono Wirananggapathi SpOG.Subsp.KFm memberikan dimensi baru dan harapan segar bagi masyarakat.
Pengalaman Politik
Pengalaman politik seorang calon sangat menentukan kapasitasnya dalam memimpin suatu daerah. dr. R. Deni Wirananggapathi, sebagai seorang Bakal Calon Bupati Kuningan 2024, membangun jejak politiknya dengan landasan pelayanan dan keberpihakan kepada rakyat. Pengalamannya di berbagai bidang menciptakan dimensi kepemimpinan yang holistik dan berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Pelayanan Publik di RSUD Waled Kab. Cirebon
dr. R. Deni Wirananggapathi telah memberikan kontribusi signifikan di sektor pelayanan publik, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waled Kabupaten Cirebon. Sebagai seorang dokter dan pejabat di rumah sakit, pengalamannya dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan memberikan wawasan mendalam tentang kebutuhan masyarakat. Keterlibatannya dalam mengelola fasilitas kesehatan ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses layanan kesehatan yang berkualitas.
Keterlibatan di Organisasi Profesional
Selain pengalaman di sektor pelayanan kesehatan, dr. R. Deni Wirananggapathi juga terlibat aktif dalam organisasi profesi. Keterlibatannya di berbagai organisasi dokter dan kebidanan memperkuat kapasitasnya dalam memahami dinamika sosial dan kesehatan masyarakat. Keterampilan kepemimpinan yang diperoleh dari organisasi profesi menjadi modal penting dalam merancang kebijakan yang berbasis kebutuhan riil masyarakat.
Selain perjalanan politiknya, dr. R. Deni Wirananggapathi juga dikenal aktif di berbagai organisasi profesional dan pelayanan kesehatan. Keterlibatannya di Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) menunjukkan komitmennya terhadap pemahaman mendalam tentang aspek keamanan dan ketahanan nasional. Dalam kapasitas ini, dr. R. Deni Wirananggapathi berupaya mengintegrasikan pemahaman kesehatan dengan aspek keamanan nasional, memberikan kontribusi berharga untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Di ranah medis, keterlibatan dr. R. Deni Wirananggapathi di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) adalah cermin dari dedikasinya terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sebagai anggota IDI, ia terlibat dalam upaya peningkatan standar praktik medis, advokasi kesehatan masyarakat, dan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan dokter dan tenaga kesehatan.
Komitmen dr. R. Deni Wirananggapathi terhadap kesehatan ibu dan anak tercermin dalam partisipasinya dalam organisasi dan advokasi yang berfokus pada isu tersebut. Ia sadar akan pentingnya memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan ibu dan anak sebagai pijakan utama pembangunan masyarakat yang sehat dan berkualitas.
Dalam berbagai kapasitasnya, dr. R. Deni Wirananggapathi memimpin dan mendukung inisiatif-inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak. Ia menjadi sosok yang berperan aktif dalam memastikan bahwa setiap langkah kebijakan dan program kesehatan diarahkan untuk memberikan manfaat yang optimal bagi kelompok rentan ini.
Memahami Dinamika Lokal dan Kebutuhan Masyarakat
Pengalaman politik dr. R. Deni Wirananggapathi tidak hanya terfokus pada sektor kesehatan. Melalui partisipasinya dalam dinamika politik lokal, ia memahami dengan mendalam isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat Kabupaten Kuningan. Dialog terus-menerus dengan berbagai lapisan masyarakat menjadi landasan dalam merumuskan program dan kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan nyata.
Komitmen untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat
Pengalaman politik dr. R. Deni Wirananggapathi mencerminkan komitmennya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai seorang dokter, ia memahami pentingnya kesehatan sebagai faktor utama pembangunan manusia. Namun, pengalamannya juga menunjukkan bahwa kesehatan hanya satu aspek dari kehidupan yang kompleks. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk mengembangkan program dan kebijakan yang holistik, melibatkan sektor-sektor seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
Visi Misi : Waluya – Makaya – Bagja – Walatra
Konsep, visi, dan misi “Waluya – Makaya – Bagja – Walatra,” dr. R. Deni Wirananggapathi memaparkan fondasi filosofis dan nilai-nilai yang menjadi landasan setiap langkah dalam perjalanan politik dan kepemimpinannya. Konsep ini memiliki makna mendalam, mewakili komitmen terhadap prinsip-prinsip utama yang diyakini dapat membawa Kabupaten Kuningan ke arah yang lebih baik.
Dalam menapaki perjalanan kepemimpinan, dr. R. Deni Wirananggapathi menghadirkan konsep, visi, dan misi yang penuh makna dan menggugah semangat, dikenal dengan julukan “Waluya – Makaya – Bagja – Walatra.” Konsep ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan panggilan hati yang menggambarkan cita-cita besar untuk Kabupaten Kuningan.
Waluya
Dalam “Waluya,” terkandung enam pilar kebijakan yang menjadikan kesehatan, keadilan, keberpihakan, kecerdasan, kesadaran, dan kekuatan sebagai fondasi pembangunan Kabupaten Kuningan. Kesehatan bukan hanya sebatas fisik, tetapi juga melibatkan aspek mental dan sosial masyarakat. Melalui keadilan, diharapkan setiap warga dapat merasakan perlakuan yang setara di berbagai sektor kehidupan.
Keberpihakan merupakan komitmen untuk selalu mendukung dan melindungi mereka yang berada dalam posisi lebih lemah atau rentan. Pendidikan dan peningkatan kapasitas intelektual diletakkan sebagai prioritas dengan kecerdasan sebagai elemen kunci menuju masyarakat yang berkualitas. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dan keberlanjutan turut menjadi fokus, serta kekuatan sebagai modal untuk menghadapi segala tantangan dan peluang pembangunan.
Waluya bukan hanya sekadar kata, tetapi mengandung signifikansi filosofis. Dalam pandangan dr. R. Deni Wirananggapathi, “Waluya” melambangkan komitmen terhadap enam nilai utama:
Kesehatan: Menegaskan pentingnya sistem kesehatan yang kuat dan aksesibilitas pelayanan kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat.
Keadilan: Mewujudkan masyarakat yang adil dan merata, dimana setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan hukum.
Keberpihakan: Menekankan pada dukungan dan perlindungan terhadap lapisan masyarakat yang rentan, memastikan bahwa kebijakan yang diambil selalu memihak kepada kepentingan rakyat kecil.
Kecerdasan: Mendorong pendidikan berkualitas dan peningkatan kapasitas intelektual untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dan berdaya saing.
Kesadaran: Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya lingkungan dan keberlanjutan untuk menciptakan masyarakat yang peduli terhadap ekosistem sekitarnya.
Kekuatan: Membangun fondasi yang kuat, baik dari segi ekonomi maupun keamanan, sehingga masyarakat memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan dan mengambil peluang.
Makaya
Dalam visi “Makaya,” dr. R. Deni Wirananggapathi mengajak masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan. “Makaya” tidak sekadar kata, melainkan semangat kerja keras, keberlanjutan, tanggap, siaga, berkarya, dan bertindak. Melalui “Makaya,” diinginkan Kabupaten Kuningan menjadi wadah kreativitas dan usaha keras dalam mencapai cita-cita bersama.
Kerja keras diartikan sebagai kegigihan dan dedikasi yang tinggi, di mana setiap langkah diambil dengan tekad dan semangat yang tinggi. Keberlanjutan menjadi prinsip utama, mengingat setiap langkah harus memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Tanggap dan siaga menjadi kunci dalam menghadapi dinamika perubahan dan tantangan yang muncul.
Berkarya menjadi panggilan untuk senantiasa menciptakan hal baru, berinovasi, dan memberikan kontribusi positif. Bertindak adalah aksi nyata sebagai bukti keseriusan untuk membawa perubahan. “Makaya” bukan sekadar kata, tetapi semangat untuk terus berproses dan memberikan yang terbaik.
“Makaya” menjadi pilar penting dalam visi dan misi dr. R. Deni Wirananggapathi. Makaya mengandung arti:
Kerja Keras: Mengajak masyarakat untuk bekerja keras dan berkomitmen tinggi terhadap pembangunan, merespons setiap tantangan dengan tekad untuk maju.
Keberlanjutan: Menekankan pada pembangunan yang berkelanjutan, di mana setiap langkah yang diambil mempertimbangkan dampaknya terhadap masa depan generasi berikutnya.
Tanggap dan Siaga: Menyuarakan pentingnya responsibilitas dan kesiagaan menghadapi perubahan dan tantangan, agar Kabupaten Kuningan tetap adaptif dan proaktif.
Berkarya: Menggugah semangat berkarya, memberdayakan masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam pembangunan daerahnya.
Bertindak: Mendorong keberanian untuk bertindak, tidak hanya berbicara, melainkan melibatkan diri secara nyata dalam perubahan positif.
Bagja
Dalam mewujudkan “Bagja,” dr. R. Deni Wirananggapathi membawa konsep kebahagiaan, kemakmuran, keberkahan, ketentraman, kemandirian, dan keindahan. “Bagja” menjadi tujuan utama, di mana kebahagiaan bukan hanya dirasakan oleh segelintir orang, tetapi oleh seluruh masyarakat.
Kemakmuran bukan hanya dalam segi materi, melainkan juga dalam lingkup sosial dan spiritual. Keberkahan menjadi dasar setiap kebijakan, menciptakan iklim kondusif yang membawa berkah bagi Kabupaten Kuningan. Ketentraman dan kedamaian diwujudkan melalui kebijakan keamanan dan pembangunan yang berkelanjutan.
Kemandirian menjadi kunci untuk tidak bergantung pada pihak lain secara berlebihan, sehingga Kabupaten Kuningan dapat berdiri dengan kokoh. Keindahan, baik secara fisik maupun spiritual, dijadikan sebagai landasan pembangunan, menciptakan lingkungan yang nyaman dan berdaya tarik.
Bagja adalah konsep yang mengeksplorasi sisi kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks “Bagja,” dr. R. Deni Wirananggapathi mengartikan:
Kebahagiaan: Menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan utama, menciptakan kondisi yang mendukung masyarakat meraih kebahagiaan yang hakiki.
Kemakmuran: Menciptakan kondisi ekonomi yang memberikan kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakat.
Keberkahan: Mencari keberkahan dalam setiap langkah dan kebijakan yang diambil, memastikan bahwa pembangunan dilandasi nilai-nilai moral dan etika.
Ketentraman: Menciptakan suasana ketentraman dan kedamaian, baik dari segi keamanan maupun kesejahteraan psikologis.
Kemandirian: Mendorong kemandirian masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, dari ekonomi hingga pendidikan.
Keindahan: Menyuarakan pentingnya keindahan, baik dalam arti fisik maupun spiritual, untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan berdaya tarik.
Walatra
WALATRA mengandung arti MERATA, SEMUA MENDAPAT BAGIAN. Yang KAYA mendapat bagian, yang KURANG mendapat bagiannya sehingga tercukupi tanpa terkecuali baik yang di kota maupun yang di pelosok desa harus mendapat sentuhan PEMBANGUNAN DI SEGALA BIDANG SECARA MERATA DAN BERKEADILAN.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh NURDINI LESTARI dari UNIVERSITAS GAJAH MADA PADA TH 2023, dari jumlah desa yang ada di Kabupaten Kuningan, sebanyak 23.67% katagori Desa MAJU, 41.22% Katagori Desa SEDANG BERKEMBANG, 35.11% masih menjadi Desa TERTINGGAL.
Dari data tersebut jelas menggambarkan belum WALATRA nya PEMBANGUNAN DI KABUPATEN KUNINGAN.
Ada beberapa faktor penyebab utama ketidak WALATRA an Pembangunan di Kabupaten KUNINGAN. Diantaranya adalah kondisi Geografi yang meliputi letak atau jarak AKSEBILITAS yang berhubungan erat dengan sarana perhubungan yaitu kondisi JALAN yang menjadi kunci mudahnya trasportasi harus dibangun dan dipelihara dengan sebaik baiknya sehingga kegiatan PEREKONOMIAN bisa berlangsung dengan baik.
Faktor berikutnya adalah KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA. Tingkat Pendidikan yang RENDAH di pelosok DESA perlu ditingkatkan dengan mempermudah akses mendapatkan PENDIDIKAN sehingga MASYARAKAT DESA BISA MENDAPATKAN PENDIDIKAN YANG SEJAJAR DENGAN MASYARAKAT PERKOTAAN.
Konsep ini mencerminkan tekad dr. R. Deni Wirananggapathi untuk menciptakan Kabupaten Kuningan yang maju, adil, berdaya saing, dan penuh kebahagiaan. Setiap kata dalam “Waluya – Makaya – Bagja – Walatra” tidak sekadar slogan, melainkan komitmen yang mendalam untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Kabupaten Kuningan.
Dengan “Waluya – Makaya – Bagja – Walatra,” dr. R. Deni Wirananggapathi mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Kuningan untuk bersama-sama merangkul impian besar ini.
Setiap kata dalam konsep ini memiliki makna mendalam dan menjadi landasan kuat bagi setiap kebijakan yang akan diambil.
Harapannya, Kabupaten Kuningan bukan hanya menjadi tempat tinggal, melainkan rumah bagi kebahagiaan, kemakmuran, dan keberkahan bagi seluruh masyarakatnya. (deden/ad)