KUNINGAN (MASS) – Menyulap sampah plastik yang tidak terpakai jadi barang kreatif seperti tas jinjing/totebag, serta sampah organik jadi kompos, adalah “misi” yang jadi target mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Kesmas) STIKes Kuningan saat melakukan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di Desa/Kecamatan Selajambe.
Ya, berkegiatan di Kuningan wilayah selatan, para mahasiswa itu menyelenggarakan kegiatan “intervensi” berupa penanganan permasalahan sampah di desa tersebut.
Kegiatan itu, dinamai Ngamapah (Ngariung Manfaatkeun Sampah”. Ada 10 mahasiswa yang terlibat dalam giat yang dugelar bulan Agustus lalu itu.
Ke-10 mahasiswa itu adalah Dara Putri Agustin, Dewi Wulandari, Indri Handayani, Mega Yeni, Muhammad Faisal Febrian Firmansyah, Neng Itna Fauziah, Nia Nurfadillah, Nirvana Bayu Destiara, Tia Pujayanti, dan Tiara Ulpa, dengan Dosen Pembimbing Akademik Bibit Nasrokhatun Diniah SKM MKes dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) H Nana Sutrisna SKM Skep Ners MM.
Kegiatan intervensi ini dilakukan guna untuk memanfaatkan sampah yang ada di Desa Selajambe, mengingat permasalahan sampah di Desa tersebut masih kurang memadai dikarenakan jarak Tempat Pembuangan Sampah (TPS) jauh dari rumah masyarakat dan sulit untuk dijangkau.
Selain mereka ulang sampah plastik jadi kerajinan (dengan campuran bahan lain seperti kertas roti dibantu setrika), diperkenalkan pula pembuatan sampah dapur jadi kompos dengan metode Takakura.
“Metode kompos takakura ini pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Mr Takakura. Dan waktu itu beliau mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah organik dan pada akhirnya muncul suatu ide untuk mendaur ulang beberapa sampah dapur yang ada di kota itu,” ujar Tia Pujayanti salah satu mahasiswa Stikku.
Sementara, ketua kelompok PBL Dara menyampaikan harapannya dari kegiatan ini, takni mengurangi volume sampah, dan merubahnya jadi sesuatu yang bernilai.
“Dengan ini, semoga kegiatan Ngamapah (Ngariung Manfaatkeun Sampah) bisa dilanjutkan kembali oleh ibu-ibu yang ada disini, khususnya ibu PKK yang nantinya akan disampaikan langsung kepada masyarakat Desa Selajambe mengenai mendaur ulang sampah dengan pembuatan kompos dan juga recycle,” ujarnya.
Hal itu, juga direspon baik oleh ibu-ibu setempat. Seperti yang disampaikan ketua PKK Iin Sariningsih yang menyebut pemanfaatan sampah ini, unik.
“Alhamdulillah sangat bermanfaat, unik dan mudah dibuat terlebih lagi pembuatannya hanya dengan menggunakan alat setrika tanpa menggunakan lem. Dan pembuatan totebag ini pun merupakan ilmu baru bagi kami khususnya ibu-ibu PKK yang suka membuat kerajinan dari sampah plastik,” paparnya. (eki)