KUNINGAN (MASS)- Konsep Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh bapak Nadiem Makarim (Mendikbud-Ristek) dengan tujuan agar peserta didik bahagia dalam menempuh pendidikan, bahagia yang dimaksud adalah kebebasan untuk mengakses ilmu.
Sumber ilmu bukan sebatas pada ruang kelas, guru, tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan, dan juga di lingkungan sekitar. Pendidik tidak lagi menjadi sumber utama dalam transformasi pengetahuan.
Konsep Merdeka belajar ini pula yang diimplementasikan oleh Dr.K.H Faqiudinn Abdul Qodir, M.A. (Kyai Faqih) dalam mengampu mata kuliah Tafsir dan hadis tarbawi pada program Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
Tentang selayang pandang beliau, Kyai Faqih mengambil S1 double degree pada Fakultas Dakwah Abu Nur (1989-1995) dan Fakultas Syari’ah Universitas Damaskus, Syiria (1990-1996).
Guru Kang Faqih di Damaskus Pendidikan S2 diraih dari Universitas Khortoum-Cabang Damaskus. kemudian pindah ke International Islamic University Malaysia Fakultas Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences pada bidang pengembangan fiqh zakat (1996-1999).
Selanjutnya S3 di Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) UGM Yogyakarta, dan lulus tahun 2015.
Terkait merdeka belajar, Beliau menjelaskan dalam ruang perkuliahan daring pada hari sabtu tanggal 4 September 2021 mulai pukul 14.40 – 16.45.
Dalam merefleksikan merdeka belajar mas Menteri, terdapat kunci sukses dalam menempuh akademik di Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon yaitu 3 P dan 4 K, Niat baik dan semangat saja tidak cukup dalam proses pembelajaran, sehingga implementasi reflektif merdeka belajar dengan konsep 3 P dan 4K yang dijadikan kunci oleh Kyai Faqih dalam penerapan merdeka belajar, adapun pengertian dari 3P dan 4 K adalah :
1.Perencanan :
Perencanaan yang sistematis yang baik dan terstruktur akan memberikan hasil yang baik dan terstruktur pula. perencanaan secara umum merupakan suatu upaya dalam menentukan berbagai hal yang hendak dicapai atau tujuan di masa depan dan juga untuk menentukan beragam tahapan yang memang dibutuhkan demi mencapai tujun, Allah Swt pun menyebutkan dalam beberapa ayat-Nya terkait bagaimana kita semuanya manusia harus benar-benar merencanakan kehidupan sampai kematian kita, salah satunya tercantum dalam surat al-hasyr ayat 18.
Perencanaan menjadi pondasi awal sebelum melangkah ke langkah-langkah selanjutnya agar pelaksanaan dalam proses memerdekakan belajar tersusun dengan rapih, sehingga maksud dan tujuan dapat difahami oleh pendidik maupun peserta didik yang menjadi organ vital dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
2.Prioritas :
Konsep prioritas tentunya sangat relevan dalam kunci merdeka belajar, karena dengan skala prioritas peserta didik maupun pendidik dapat menentukan perencanaan mana yang akan dilaksanakan terlebih dahulu, skala prioritas menjadi tahapan lanjutan dari perencanan, bahan analogi skala prioritas dapat dilihat dari konsep syariat fiqih, contohnya dalam melaksanakan perkara wajib tentunya harus diprioritaskan dari perkara sunah, analogi ini tentunya berlaku juga dalam dunia pendidikan, khususnya dalam implementasi merdeka belajar, peserta didik harus mampu memberikan prioritas yang sangat tinggi ketika proses transformasi keilmuan, bukan malah memprioritaskan hal lain seperti membalas pesan yang masuk atau bahkan bermain game ketika proses pembelajaran sedang dimulai.
Prioritas juga berlaku bagi pendidik, yang tentunya sebagian dari kami adalah pendidik dan juga calon pendidik, dimana dituntut harus memiliki skala prioritas, contohnya pendidik harus mampu memprioritaskan tanggung jawab sebagai peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung, bukan malah mementingkan urusan pribadi.
3.Proaktif :
Mahasiswa tentunya sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi seorang maha dari siswa-siswa pada umumnya, oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk memiliki sikap pro aktif, karena salah satu alasan untuk tidak aktif adalah tidak ada alasan itu sendiri, tentunya mahasiswa sudah siap berlomba-lomba dalam kebaikan, menjadi penggerak yang bisa menggerakan para penggerak, menjadi penggagas yang bisa memberikan gagasan kepada para penggagas, dan juga memberikan semangat kepada para pemberi semangat.
Sikap proaktif akan sangat membantu untuk mewujudkan tujuan dari konsep merdeka belajar, karena dengan aktif dalam proses pembelajaran peserta didik tentunya akan mampu memberikan warna terhadap dunia pendidikan, dan tentunya akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat didiskusikan baik diskusi dalam diri sendiri ataupun diskusi dalam proses transformasi keilmuan.
Dengan refleksi merdeka belajar 3P tersebut, maka akan melahirkan sikap 4K yang harus dimiliki oleh para pencari ilmu agar bisa mewujudkan cita-cita bangsa indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa adapun sikap 4K, yaitu :
1.Kritisme
Kritisisme merupakan bagian dari filsafat modern. Secara garis besar kritisisme merupakan teori yang dihasilkan dari sintesis antara rasionalisme dan empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa kebenaran itu perlu diuji sebab memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme. Sikap kritis adalah hasil dari metamorfosis tahap awal dari sikap proaktif yang menjadi organ vital dalam kosep merdeka belajar, menjadi kritis bukan berarti menjadi aktor antagonis dalam proses pembelajaran, akan tetapi lebih kepada mendorong agar suasana lebih aktif atau hasil yang lebih jauh adalah mendapatkan jawaban dari kegelisahan hati tentang perspektif intuisi transformasi keilmuan.
Dogma seorang kritikus adalah antagonis haruslah dihilangkan untuk mewujudkan konsep merdeka belajar, merdeka belajar tentunya menjadi pelindung bagi para kritikus yang sejatinya sudah langka ditemukan dalam proses pembelajaran daring khususnya, dimana proses pembelajaran menjadi formalis untuk memenuhi jam belajar saja, tanpa memperdulikan esensi dari pembelajaran itu sendiri.
2.Kreatif
Tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa kreatif itu lebih bernilai dibandingkan cerdas. Opini tersebut dapat dipahami mengingat di zaman sekarang tantangan dan problema kehidupan kian kompleks. Untuk mencari solusi orang perlu mencari ide baru yang inovatif dan tanpa kreativitas yang tinggi hal ini sulit diwujudkan. Tanah Air kita membutuhkan para teknokrat dan pemikir yang kreatif untuk merespon perkembangan kehidupan yang kian cepat terkait dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Inilah sebabnya lembaga pendidikan akan menjadi ujung tombak dalam mencetak siswa-siwa yang kreatif.
Mereka yang kreatif berpotensi lebih baik dalam mengembangkan daya nalar dan menemukan solusi dari berbagai permasalahan pembelajaran. Jika dikembangkan potensi berpikir kreatif akan membangun motivasi diri yang tinggi untuk hal-hal positif. Ini misalnya kemauan yang kuat untuk belajar, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, serta dapat mampu berpikir tinggi.
3.Komunikasi
Sekarang ini, bisa dikatakan hampir semua informasi yang kita butuhkan bisa kita dapatkan melalui internet. Dengan bermodalkan kata kunci yang ingin diketahui, kita hanya tinggal mengetik kata kunci tersebut pada mesin pencari dan beberapa detik kemudian kita bisa mendapat banyak alternatif situs/web/blog yang menyediakan informasi tersebut. Hal tersebut juga berlaku untuk dunia pendidikan. Dengan melakukan browsing kita bisa menemukan banyak informasi materi pelajaran yang ada di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kenyataan ini membuat para pelajar dapat mengetahui lebih awal mengenai materi bahan ajaran mereka sebelum guru menerangkannya di sekolah.
Berdasarkan proses transformasi informasi yang sangat mudah haruslah dibarengi dengan komunikasi yang baik, komunikasi yang baik tentunya yang bersifat kolaboratif, dimana dalam konsep merdeka belajar peserta didik haruslah diberikan ruang yang jauh lebih luas untuk berkomunikasi dengan pendidik.
4.Kolaborisme
Manusia adalah makhluk sosial yang dengan nalurinya tidak bisa hidup sendiri, hukum ini tentunya berlaku juga dalam proses pendidikan, kolaborasi menjadikan merdeka belajar memiliki taring yang sangat tajam dalam menaklukan mangsa-mangsanya, dan mangsa yang paling harus segera terkalahkan adalah kemalasan, peserta didik pada masa ini tentunya dihadapkan dengan cabang maupun anak cabang dari kemalasan itu sendiri, sehinga kolaborasi memberikan sebuah power pendidikan khususnya dalam implementasi merdeka belajar.***
Nama : Mohammad Syahru Assabana
Prodi : PAI-C
NIM : 21086030044