KUNINGAN (MASS)-
Diam
Diam-diam kutuliskan kembali namamu di atas kertas yang lusuh dengan pena hitam yang kubawa.
Nama yang sudah lama diam, tak berbentuk tapi terus memebekas di sini, di pikiranku sejak lama.
Diam, adalah cara yang kupilih selama bertahun-tahun ini.
Orang bijak bilang, “Lebih banyak bicara itu lebih banyak menyisakan penyesalan. Diam adalah emas” itu cukup kupegang sedari dulu.
Tapi kurasa, Diam kita cukup berbeda. Ada banyak kesesalan dan kesialan karena sejak lama hanya diam.
Meskipun diam-diam, aku juga mensyukurinya sebagai pengalaman.
Hari ini, diam-diam kuingat lagi segala hal. Sembari melamun, kutulis sepatah dua patah kata yang tak bisa kukatakan langsung.
Diam-diam, kubuka notif dari media sosial, pengingat tentang harimu.
Diam-diam, kubuka juga profil picture-mu, tapi sial, wajahmu malah tertutup bunga. Kau pikir dengan ditutupi begitu, orang akan lupa senyumu ? Huuh, sudahlah.
Aku kembali diam.
Dalam diam, aku mengingat memori dan kenangan masa lalu, bak sebuah film. Tentu saja harus selalu kuingat, ini hari spesialmu, Vip.
Tapi semua orang pasti sepakat, apapun yang terjadi di masa lalu adalah hal yang harus terjadi.
Entah itu kejadian menyenangkan, atau memilukan. Atau bahkan kejadian itu adalah kebodohan demi kebodohan. Itu memang harus terjadi.
Hari ini, hari Perdamaian. Perdamaian dari banyak hal dan kejadian. Perdamaian dengan semua kenangan dan perasaan. Perdamaian tanpa deklarasi dan kebisingan. Hanya damai dalam diam.
Hari ini, diam-diam, dengan tangan yang tidak menengadah ke langit, dengan senyum simpul di depan layar, dengan segala hal yang pernah kau beri hingga saat ini, kudoakan kau sehat dan bahagia selalu.
Bagaimanapun jalan yang nanti dilalui, Apapun itu, bahagialah selalu.
Kuningan, 28 Desember 2021
Oleh : E Nurhuda