KUNINGAN (MASS) – PC PMII Kuningan harus jadi organisasi yang terdepan pada wilayah kritik otokritik terhadap setiap kebijakan pemerintah. Terutama dalam memperjuangkan kaum mustadafin serta menyiarkan nilai-nilai aswaja an nahdliyah di kota kuda ini.
Pernyataan ini dilontarkan Mabincab PC PMII Kuningan, Alan Suwgiri dalam momentum Harlah PMII ke 62. “PC PMII Kabupaten Kuningan agar tetap berada di garis perjuangan AD/ART serta Nilai Dasar Pergerakan (NDP) organisasi,” pesan Alan.
Disamping itu, ia juga meminta agar PC PMII wajib fokus pada kaderisasi formal dan non formal dan mampu mengklasifikasi potensi kader yang dimiliki setiap kader dan pengurus.
“Jangan pernah lupakan kalau PMII itu adalah organisasi kader. Tugas dan fungsi PMII yang utama itu melakukan kaderisasi formal maupun non formal dengan masif. Itu yang harus menjadi prioritas,” tegas pria yang kebetulan menjabat pula sebagai wakil bendahara PW LPNU Jawa Barat tersebut.
Dengan begitu, lanjut Alan, PMII Kuningan ke depan akan mampu melahirkan kader-kader potensial yang siap bersaing pada bidang apapun. Sehingga setelah menjadi alumni, setiap kader tersebut sudah siap terjun di tengah-tengah masyarakat.
“Kader PMII harus siap mewaqafkan dirinya untuk menjadi pribadi yang mampu berkontribusi secara kongkrit terhadap pembangunan di Kabupaten Kuningan maupun skala nasional,” pintanya.
Alan yang kini menjadi tenaga dosen kewirausahaan di Stikku ini juga berharap agar kader PMII terus meningkatkan kualitas diri. Karena menurutnya, PMII dalam menghadapi tantangan kedepan, membutuhkan kader yang mempunyai kemampuan dan keahlian khusus.
“Tantangan kedepan semakin berat, maka para kader PMII harus terus meningkatkan kualitas diri dan pantang menyerah,” tandas penulis buku yang baru ia terbitkan berjudul ‘Bersahabat dengan Kegagalan’ tersebut. (deden)