CIREBON (MASS) – Desa Cengkuang Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, punya cara tersendiri untuk untuk bisa lebih efektif dalam memberikan pelayanan pada warganya.
Pihak desa, menghadrikan inovasi dengan mengembangkan aplikasi desa bernama Larisa “Layanan Mandiri Masyarakat Desa”.
Atas inovasi tersebut, jadi kajian bagi mahasiswa Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon. Seperti yang dilakukan kelompok mahasiswa yang berisikan Sultan Paqih, Umiyaroh, Hanna Nurhalizah, Icha Dinda dan Mauditia Hasanah.
Ketua kelompok mahasiswa, Sultan Pakih, menjelaskan pihaknya melakukan pendalaman atas inovasi desa dengan bertemu langsung Sekdes Dedi Haryono.
“Aplikasi Larisa merupakan inisiatif dari Desa sendiri. Dalam pembentukan konsep awalnya, aplikasi ini didasarkan pada gagasan yang muncul di tingkat desa , tanpa campur tangan dari pihak pusat. Desa Cengkuang memiliki kesadaran akan kebutuhan, kemudahan akses dan pengelolaan data di era teknologi informasi saat ini,” ujarnya mengutip keterangan Sekdes.
Oleh karena itu, paparnya, Larisa kni dirancang sebagai solusi untuk menggantikan pendekatan manual yang lambat dan rawan terhadap kehilangan atau kerusakan data.
Salah satu tujuan utama pengembangan aplikasi Larisa, agar masyarakat desa dapat lebih memahami dan mengakses informasi tanpa harus mengandalkan prosedur manual.
Lebih lanjut diterangkan, dengan aplikasi ini warga dapat dengan mudah mengajukan permohonan surat-surat penting seperti surat kehilangan, permohonan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan pembayaran pajak.
“Masyarakat juga dapat memeriksa status pembayaran pajak atau mengetahui apakah mereka memenuhi syarat untuk menerima bantuan sosisal, semua dapat dilakukan melelui aplikasi Larisa dari kenyamanan rumah mereka,” jelasnya.
Selain itu, penggunaan aplikasi ini juga membantu masyarakat desa dalam mengamankan data mereka. Dengan database terpusat, risiko kehilangan atau kerusakan kertas yang terakumulasi seiring waktu dapat dihindari.
“Data Masyarakat Desa Cengkuang disimpan dengan aman diserver yang dapat diakses melalui panggilan telepon jika terjadi kehilangan,” imbuhnya.
Namun, dalam menerapkan aplikasi ini, kata Sultan berdasar keterangan Sekdes, disadari bahwa sosialisasi kepada masyarakat Desa Cengkuang merupakan langkah penting.
Seluruh keluarga di Desa Cengkuang perlu diberi pemahaman tentang penggunaan aplikasi dan manfaat yang diberikannya. Pembelajaran ini dapat dilakukan melalui sosialisasi dan pendampingan kepada setiap keluarga di tingkat Dusun.
“Namun, pihak desa juga meyadari bahwa tingkat penerimaan terhadap teknologi tergantung pada kemampuan masing-masing individu. Dalam beberapa kasus, terutama bagi warga lansia atau tidak memiliki akses ke Smartphone, pelayanan langsung di kantor desa tetap menjadi pilihan utama. Sejauh ini, penggunaan apliaksi Larisa masih belum mencapai seluruh masyarakat desa,” imbuhnya. (eki)