KUNINGAN (MASS) – Perang Rusia – Ukraina yang berkepanjangan, banyak berimbas ke banyak negara di dunia. Secara global, Rusia dan Ukraina dikenal sebagai penghasil gas alam dan pangan, terutama gandum.
Perang yang berkelanjutan, dengan sanksi dan kebijakan ekonomi kedua negara, banyak ditakutkan sebagai trigger krisis energi dan pangan. Atau setidaknya, melonjak drastisnya harga dua komoditas tersebut.
Mengomentari hal tersebut, Pangdam 3 Siliwangi Mayjen TNI Kunto Ari Wibowo, saat ditanya apakah Indonesia, dalam jamgka panjang bisa terimbas besar, menjawab hal itu sangat tergantung aspek pertimbangan strategis pimpinan negara.
“Terimbas tidak terimbas, kita lihat dari aspek pertimbangan strategis Pimpinan Negara,” ujarnya saat berkunjung ke Kuningan, baru-baru ini.
Namun, lanjut Kunto, kita kembali lagi potensi-potensi wilayah untuk menjadi nilai bargaining (nilai jual/daya tawar) daerah terhadap perkembangan dinamika tadi.
“Kita harus bisa, mampu (menjadikan) apa yang jadi prioritas kebijakan daerah, misalkan pangan, teknologi sosial budaya, kita harus bisa berani putuskan,” tuturnya.
Sebelum memutuskan, lanjutnya, tentu harus dilihat dulu, daerah-daerah yang ingin terus bertahan itu mempunya bertahan di bidang (prioritas) apa.
“Saya dateng kesini paling tidak, tahu apa kebijakan Bupati, Kajari, Kapolres dan DPRD,” tuturnya didampingi jajaran forkopimda tersebut.
Pangdam 3 Siliwangi sendiri, datang berkunjung ke Kuningan didampingi ketua Persit Kodam 3 Siliwangi beberapa waktu lalu, untuk dua agenda utama. Pertama peresmian jalur Tugumulya-Cipasung hasil TMMD Imbangan. Kedua menebar benih ikan dan bios 44 ke Waduk Darma, upaya mengantisipasi sedimentasi pakan. (eki)