KUNINGAN (MASS) – Kepengurusan DPC Pertuni (Dewan Pengurus Cabang Persatuan Tuna Netra Indonesia) Kabupaten Kuningan periode 2023-2028, resmi dilantik hari ini, Sabtu (10/2/2024) pagi.
Pelantikan dilakukan di Aula Kelurahan Cigugur. Hadir dalam kegiatan tersebut, Pj Bupati Kuningan Dr Drs Raden Iip Hidayat M Si, serta Disnaker, Dinsos, Disporapar, Diskopdagperin dan forkopim setempat.
Kegiatan bertajuk “Semangat Berkarya, Dalam Upaya Peningkatan Bagi Disabilitas Netra di Era Milenial” itu, diselenggarakan DPC Pertuni Kuningan sekaligus memperingati Hari Braile dan HUT Pertuni ke-58.
Selain pelantikan, dalam kegiayan itu juga digelar Seminar Kebangsaan dan Sosialisasi Pemilu dengan menghadirkan Komisioner KPU Kabupaten Kuningan.
Ketua DPC Pertuni Kuningan, Budi Hidayah, mengatakan bahwa pelantikan ini mengusung tema untuk menegaskan bahwa meski tuna netra (gangguan penglihatan), mereka tetap bisa berdaya.
“Saya pingin tuna netra di Kabupaten Kuningan jangan sampe disepelekan, dipandang sebelah mata. Kami juga punya kemampuan, bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara,” kata Budi.
Ia, bersama Dewascab Dani Firlandani, Wakil Ketua DPC Pertuni Dani Harianto, Bendahara Didin dan Sekertaris Solahudin S.Q serta hampir 100 anggota Pertuni, yakin pihaknya bisa semakin berdaya dengan didorong melalui program.
Karena itu, kata Budi, pihaknya akan terus mendorong pemberdayaan bagi kaum tuna netra. Termasuk peningkatan skill, kemampuan para tuna netra. Ia juga berterima kasih pada Pj Bupati yang telah memberikan dukungan.
“Saya merasa bangga Pak PJ sangat luar biasa dukungan pada kami. Tahun ini kami dijanjikan sekertariat,” ungkapnya sembari menegaskan, sudah melakukan koordinasi juga dengan bidang asset.
Budi menegaskan, pihaknya selalu siap sinergi dengan pemerintah daerah. Apalagi, ia ingin rekan sesama tuna netra di Kabupaten Kuningan, bisa diberdayakan dengan kemampuan dan skill-nya, hingga bisa survive baik untuk dirinya maupun menghidupi keluarganya.
“Saya gak mau tuna netra itu minta aja, kita ingin melangkah dengan keterbatasan. Allah memberikan kekurangan, tapi juga memberikan kelebihan karena berbeda dengan orang lain. Harus kita syukuri,” tuturnya.
Di akhir, Budi juga membahas peran DPC Pertuni supaya ada manfaatnya, terutama bagi sesama tuna netra. Ia juga ingin, haknya untuk bahagia bisa diakses, entah itu dengan fasilitas yang memadai, ataupun program yang relate untuk disable.
“Kita juga sama, layak untuk bahagia, (punya) hak untuk bahagia,” tegasnya di akhir. (eki)