KUNINGAN (MASS) – Tim dari Dinas Sosial Kabupaten Kuningan terlihat datang ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kuningan, Jumat (4/6/2022) kemarin.
Kedatangan tim dari Dinsos yang langsung dipimpin Kadis Dr Deni Hamdani M Si itu, bertujuan untuk koordinasi serta kolaborasi menjalankan program.
“Untuk masalah kelancaran tugas banyak yang perlu dikoordinasikan, baik itu dukungan atau support dari SKPD,” jelas Deni, saat diwawancarai di lokasi.
Saat ini, program yang yang tengah terus digeber Dinsos, terutama untuk mengurangi orang miskin adalah SINYAMAN DINSOSKU (Sistem Pelayanan Mantap Dinas Sosial Kuningan). Program aplikasi ini, sudah diluncur sejak pertengahan Mei tahun 2022 ini. Bahkan, sudah 600an masyarakat lebih yang mengakses.
Melalui program ini, masyarakat tak perlu lagi datang ke kantor Dinsos Kuningan untuk mengakses pelayanan KIP, KIS, BPJS Kesehatan, Cek DTKS, JAMKESDA, JAMPESAL, SKTM cukup dari desa dan kecamatan saja.
“Hari ini, konversi dengan Disdukcapil cek NIK, Alhamdulillah bisa diakses operator kami, jadi masyarakat tak perlu repot ke Disdukcapil, tapi ke operator,” sebutnya.
Deni mengaku bersyukur, pihak Disdukcapil sangat terbuka, welcome. Dengan begitu, terbangun sinergi dan menunjukan bahwa semua terkendali, tertata, termasuk penanganan kemiskinan.
“Kita juga mengimbau camat dan desa untuk mensosialisasikan (program) ini ke masyarakat,” tuturnya.
Sementara, Kadisdukcapil Drs Yudi Nugraha M Pd, menyambut baik sinergitas tersebut. Yudi menyebut, aplikasi yang dilaunching Dinsos, akan dipadupadankan dengan Disdukcapil.
“NIK ini jadi kunci pembuka untuk pelayanan publik lainnya,” tuturnya.
Yudi juga menerangkan, sistem yang ada di Dinasnya pun sudah dibuat mudahkan untuk masyarakat. Sipanduk misalnya, Sistem Pelayanan Kependudukan, sudah bisa diakses dari desa dan kecamayan, ada operator yang terintegrasi akses ke Disdukcapil, termasuk ke produk inovasi lainnya seperti Paduka, SiKuda Cepat dan inivasi lainnya.
“Sipanduk inilah, memberikan akses kemudahan dari sisi waktu, biaya, terpangkas,” imbuhnya.
Kala ditanya untuk daerah-daerah yang blank spot, Yudi mengaku sudah melakukan pengecekan sampai tingkat desa, dan tidak ada satupun yang benar-benar blank spot.
“Tidak ada satupun desa, yang tidak ada internetnya, namun ada yang kuat ada yang lemah. Info dari diskominfo, akan ada penguatan dengan membangun tower tahun ini,” imbuhnya.
Beberapa yang memang tidak memungkinkan untuk jaringan, terpaksa pelayanan bergeser ke desa tetangga. Yudi mencontohkan Desa Situgede dan Gunungaci misalnya, yang harus ke Desa Subang (ketiganya Kecamatan Subang).
Ditanya perihal adakah kendala seperti NIK ganda, Yudi menerangkan untuk saat ini, itu tidak memungkinkan. Jika dulu ada NIK lokal, NIK regional, kini NIK-nya nasional. Begitupun SIAK, datanya terpusat.
“Insya allah akan teruji, (data) tunggal. Bila ditemukan di masyarakat, sudah automatis yang satunya tidak berlaku lagi,” terangnya sembari menyebut program WA IMAS dan WA SURIP, layanan WA Disdukcapil untuk cek NIK. (eki)